REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Keputusan Austria hanya menerima 80 pencari suaka per hari seraya membiarkan ribuan yang lain singgahadalah hal yang salah dan tidak bisa diterima, kata Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, Ahad (21/2).
Berlin takut banyak pendatang itu langsung menuju Jerman, yang mengalami peningkatan ketegangan setelah negara tersebut menerima lebih dari satu juta pencari suaka pada tahun lalu.
"Ini tidak akan berhasil jika beberapa negara berpikir mereka dapat memecahkan masalah dengan meletakkan masalah ekstra pada Jerman," kata de Maiziere kepada televisi publik ARD.
Meskipun ada keberatan kuat dari Uni Eropa, Austria pada Jumat memperkenalkan jatah harian 80 pendatang, yang diizinkan mendapatkan suaka. Austria juga mengizinkan 3.200 pendatang per hari untuk singgah melalui Austria.
"Bahkan untuk alasan keamanan, ini tidak dapat diterima. Kami tidak akan membiarkan hal ini terus berlangsung dalam jangka panjang," kata de Maiziere, seraya menambahkan ia bermaksud membawa masalah ini pada pertemuan menteri dalam negeri Uni Eropa mendatang di Brussels pada Kamis.
"Jatah suaka adalah keputusan Austria tapi untuk mengatakan 3.200 dapat terus melanjutkan perjalanan menuju Jerman adalah sinyal yang salah. Angka ini terlalu tinggi. Kami tidak akan menerima itu dan itulah mengapa kami perlu bicara tentang ini," tambahnya.
Langkah Austria adalah contoh terbaru dari tindakan sepihak yang diambil oleh negara Uni Eropa untuk membendung aliran migran, saat blok itu berjuang untuk mengatasi krisis migran terburuk di benua itu sejak Perang Dunia II.
Baca juga: Ekspor Senjata Cina Melonjak Dua Kali Lipat