REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Politikus Partai Gokar, Setya Novanto menegaskan dirinya akan meninggalkan jabatannya sebagai ketua fraksi Partai Golkar DPR RI. Ini akan dilakukan jika dirinya terpilih sebagai ketua umum partai dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
“Kalau saya terpilih, saya akan mengundurkan diri jadi ketua fraksi. Karena saya harus konsentrasi penuh, datang kesetiap daerah,” tutur Setya Novanto dalam pertemuan dengan DPD Partai Golkar Jawa Timur di Hotel Sheraton, Senin (22/2).
Kendati demikian dirinya menyerahkan sepenuhnya keputusan pengajuan dirinya sebagai calon ketua umum terhadap DPD baik ditingkat I dan II.
Selain itu, eks ketua DPR RI itu berjanji akan menyatukan dualisme dalam partai golkar. Tujuannya kata dia agar partai berlambang pohon beringin itu dapat solid menghadapi Pilkada dan Pileg pada 2019.
“Dengan adanya ini saya akan satukan kembali, bahwa tidak ada kubu Agung Laksono atau Aburizal, kita satukan semua baik fraksi, DPRD tingkat I dan II,” tutur politikus yang akrab dipanggil Setnov.
Sementara itu terkait kasus papa minta saham dan pencatutan nama presiden, yang membuatnya kehilangan tampuk kekuasaan di Legislatif, kata dia tak berpengaruh. Sebab ia yakin dirinya tak ada sangkut paut dengan persoalan tersebut.
“Saya akan buktikan tidak ada sangkut paut dalam papa minta saham atau mencatut nama presiden, saya sudah digelar perkara, saya tidak punya salah apa-apa,” tuturnya.