Senin 22 Feb 2016 17:42 WIB

Kualitas SDM Keuangan Syariah Dinilai Perlu Diperbaiki

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Keuangan syariah, ilustrasi
Keuangan syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menghadapi integrasi perbankan level ASEAN dalam ABIF pada 2020 mendatang, kualitas SDM keuangan syariah Indonesia dinilai harus dibenahi. Pendiri Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Mustafa Edwin Nasution mengatakan, jika masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) sudah dimulai 2016 ini, Indonesia harus bersiap dengan ABIF 2020 yang membuat ASEAN jadi pasar tuggal. Setelah bersaing dengan bank konvensional, bank syariah harus bersaing bank asing.

''Soal kecerdasan, Indonesia tidak kalah. Sayangnya, potensi ini tidak ditangkap dan dikembangkan, salah satunya karena aturan,'' kata Mustafa dalam forum Sharia Economic Day (Second) di FEB UI beberapa waktu lalu.

SDM Indonesia harus punya mindset global dan perlu meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Pada 2016-2017 ini Indonesia masih punya waktu menyiapkan SDM keuangan syariah menjelang ABIF karena akan ada tuntutan kualifikasi SDM yang sama di ASEAN.

Di antara negara ASEAN lainnya, PDB Indonesia di posisi ke empat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Melihat Human Development Index, pada 2005 Indonesia termasuk yang terendah di Asia dan membaik pada 2014.

Pada 2010, mayoritas SDM perbankan mayoritas S1 dari universitas bank konvensional. Sekitar 60 persen SDM pindahan pun berasal dari lembaga keuangan konvensional. Di sisi lain, pada 2013 industri keuangan Indonesia kekurangan sekitar 20 ribu SDM.

Baca juga: SDM Ekonomi Syariah Terus Meningkat" target="_blank">Kebutuhan SDM Ekonomi Syariah Terus Meningkat

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement