REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Partai Buruh yang beroposisi menyatakan akan mengirim kapal-kapal perang Australia ke wilayah 12 mil laut di sekitar pulau yang dikuasai Cina di Laut Cina Selatan. Hal itu akan dilakukan jika memenangkan pemilu yang rencananya digelar tahun ini.
Ketegangan kembali memuncak beberapa hari belakangan di wilayah sengketa itu setelah Beijing mengirimkan armada rudal darat-ke-udara ke Pulau Woody Island.
Juru bicara oposisi urusan pertahanan Senator Stephen Conroy mengatakan tidak ada alasan bagi Angkatan Laut Australia untuk tidak melakukan operasi di wilayah itu sebagai bagian dari prinsip kebebasan berlayar.
(Baca: Komandan AS Ingin Australia Kirim Kapal Perang ke Laut Cina Selatan)
"Perjanjian internasional, serta hukum laut internasional, semuanya memungkinkan kita untuk berlayar di dalam wilayah 12 mil laut dari semua wilayah yang dipersengketakan. Saat ini wilayah itu tidak diakui sebagai milik suatu negara sehingga kita bisa lewat di sana secara sah dan damai, meskipun berada dalam jangkauan 12 mil laut. Justru Cina yang terus mengklaim batas 12 mil laut itu, di luar sistem internasional," kata Senator Conroy kepada ABC, Jumat (19/2).
Sebelumnya, PM Malcolm Turnbull mengimbau semua pihak yang bersengketa untuk menahan diri.
"Ada desakan untuk mengurangi ketegangan dan tidak melakukan apapun yang bisa memicu ketegangan. Makanya kami minta semua pihak tenang, bukan hanya Cina. Sangat penting untuk menurunkan ketegangan karena kesejahteraan kita di kawasan ini sangat bergantung pada perdamaian," katanya.