REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ribuan migran dan pengungsi terdampar di dekat perbatasan Athena dan Yunani bagian utara setelah Macedonia tidak mengizinkan migran asal Afganistan masuk seperti dikutip BBC, Senin (22/2). Sekitar 5.000 orang terdampar di perbatasan dan 4.000 orang tiba di pelabuhan Piraeus.
Macedonia hanya memberi izin masuk pada migran Suriah dan Irak. Yunani telah melayangkan protes namun Macedonia mengatakan penduduk Afganistan tidak diizinkan masuk juga oleh negara-negara lain.
Pekan lalu, Austria mulai memberlakukan pembatasan migran per hari yaitu hanya 80 orang. Menurut tokoh pejabat Uni Eropa, sebagian besar migran berasal dari Suriah dan Afganistan. Migran Afganistan menempati posisi kedua pencari suaka di Uni Eropa pada 2015.
Macedonia melarang akses bagi migran Afganistan karena Serbia menerapkan larangan tersebut. Pemerintah Athena mengkhawatirkan larangan baru ini akan menumpuk migran dan pengungsi di wilayahnya.
PBB menghitung lebih dari 94 ribu kedatangan dari Turki ke kepulauan di Aegean sejak awal tahun ini. Menteri imigrasi junior Yunani berharap isu ini segera diselesaikan dengan Macedonia meski ia juga khawatir jumlah migran yang terjebak akan terus meningkat.
Indikasi pertama pada Senin menunjukan peningkatan kedatangan migran. Empat kapal tiba di Piraeus membawa 4.000 migran dari pulau-pulau Yunani. Mereka hendak menuju perbatasan Idomeni, Macedonia. Sementara 5.000 orang masih menunggu di sana.