Selasa 23 Feb 2016 14:25 WIB

Investasi BPJS Ketenagakerjaan akan Dorong Lapangan Pekerjaan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
(dari kiri) Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto , Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Chairul Radjab Nasution, dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Witjaksono
Foto: Republika/ Wihdan
(dari kiri) Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto , Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Chairul Radjab Nasution, dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Witjaksono

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menyatakan akan mengelola dana di BPJS untuk investasi yang dapat mendorong tumbuhnya lapangan pekerjaan baru. Hal tersebut diungkapkan Agus sesaat setelah resmi menjabat sebagai direktur utama BPJS Ketenagakerjaan periode 2016-2021.

"Investasinya itu harus bisa mendorong perekonomian. Karena saya lihat bahwa BPJS ini kan portofolionya besar, dan mereka adalah pemain pasar yang dominan, yang melakukan apapun akan menjadi tren pasar," ujarnya di Istana Negara,Jakarta, Selasa (23/2).

Namun begitu, Agus belum dapat menentukan sektor apa yang akan dimasuki BPJS. Dia hanya mengatakan BPJS akan mencari model investasi yang dapat memberikan imbal hasil maksimal sekaligus memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.

"Kita akan merubah strategi investasi, tapi tentu akan ekstra hati-hati dalam mengelola dana masyarakat, dana pekerja," ucap mantan bankir tersebut.

Sebagai pejabat baru, Agus juga belum berani menyebut target BPJS Ketenagakerjaan ke depan. Di bawah kepemimpinan direktur utama sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan dapat mengelola dana pekerja sebesar Rp 260 triliun.

"Kita akan lihat, apakah sumber daya yang sekarang itu cukup untuk mencapai target tersebut atau mungkin bisa lebih," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement