REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memasang radar di pulau buatannya di wilayah sengketa Laut Cina Selatan yang dapat mengubah secara berarti bentang alam operasional, kata lembaga pemikir Amerika Serikat.
Citra satelit terumbu Cuarteron di Kepulauan Spratly, yang ditampilkan Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington, menunjukkan yang tampak sebagai pemasangan radar berfrekuensi tinggi, mercu suar, bunker, landasan helikopter dan peralatan komunikasi.
Foto terkait muncul hanya sepekan setelah pejabat AS mengatakan Cina menyebarkan peluru kendali permukaan ke udara di kepulauan Paracel lebih jauh ke utara, dan dengan ketegangan meningkat di kawasan penting dan strategis itu.
"Penempatan radar berfrekuensi tinggi di terumbu Cuarteron akan meningkatkan secara berarti kemampuan Cina mengawasi lalu lintas permukaan dan udara, yang datang dari utara dari Selat Malaka serta jalur penting strategis lain," kata Prakarasa Keterbukaan Laut Asia, Pusat kajian Strategis dan International (CSIS).
Gambar terumbu kecil lain di sekitar tempat yang Cina telah ubah menjadi pulau buatan mengungkapkan saran lain yang diidentifikasi oleh CSIS sebagai kemungkinan menara radar, meriam, bunker, landasan helikopter dan dermaga. CSIS mengatakan sementara penyebaran awal dari peluru kendali permukaan ke udara HQ-9 adalah penting, itu tidak mengubah keseimbangan militer di Laut CinaSelatan.
"Fasilitas radar baru yang dikembangkan di Kepulauan Spratly, di sisi lain, secara signifikan bisa mengubah bentang alam operasional," katanya.
Baca juga: Soal Ponsel Penembak San Bernardino, Zuckerberg Simpati pada Apple