Selasa 23 Feb 2016 17:45 WIB

Jadi Bahasa Internasional, Mendikbud: Kosakata Bahasa Indonesia Harus Diperkaya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Anies Baswedan
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, masyarakat Indonesia tentu menginginkan bahasa Indonesia menjadi bagian percakapan internasional.

Dengan kata lain bisa menjadi bahasa internasional ke depannya. Untuk bisa mencapai tersebut, kata Anies, kosakata bahasa Indonesia jelas harus diperkaya.

"Sehingga kita dapat memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional," kata Mantan Rektor Universitas Paramadina ini dalam Penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RPNK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2016 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemendikbud, Sawangan, Depok, Selasa (23/2).

Menurut Anies, pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi salah satu cara memperluas bahasa Indonesia di dunia internasional. Sehingga, tambah dia, ini dapat menjadi jalan menginternasionalisasikan bahasa Indonesia di dunia di masa mendatang.

Untuk menguatkan bahasa Indonesia, Anies mengatakan, ini bukan berarti mewajibkan tenaga kerja asing untuk bisa menguasai bahasa Indonesia sebelum beraktivitas di Indonesia. Jika hal ini dilakukan, lanjut dia, maka percepatan ekonomi pun tidak dapat berjalan dengan cepat.

"Akan berjalan lambat kalau mereka (TKA) harus belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu. Sementara untuk percepatan pembangunan ekonomi, kita membutuhkan tenaga dari luar negeri," ujar Anies.

Lagipula, kata Anies, mereka juga akan belajar bahasa Indonesia dengan sendirinya jika sudah beraktivitas di Indonesia.

Menurut Anies, menguatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional bukan berarti melarang masyarakat Indonesia untuk belajar bahasa Inggris. Mengajarkan bahasa Inggris tidak berarti nasionalisasi bangsa Indonesia akan hilang. Hal ini serupa dengan belajar bahasa Indonesia tanpa melupakan kedaerahannya.

Anies mencontohkan Tokoh Pahlawan Indonesia, Agus Salim yang mampu menguasai sembilan bahasa. Meski sering menggunakan selain bahasa Indonesia, rasa nasionalisnya terbukti tidak pernah pudar.

Dalam pandangan Anies, anak Indonesia perlu menguasai minimal tiga bahasa. Tiga bahasa itu, yakni bahasa daerah masing-masing, Indonesia dan Inggris.

Berkenan dengan hasil RPNK 2016, Perwakilan Asosiasi Pengajar sekaligus pegiat BIPA, Liliana Muliastuti mengungkapkan, BIPA akan menjadi salah satu cara menyebarluaskan bahasa Indonesia di dunia. Untuk itu, perlu ada penguatan kebijakan pembelajaran BIPA. Selain itu diharapkan bisa terdapat standarisasi dan strategi pembelajarannya.

Untuk pengayaan kosakata bahasa Indonesia, Liliana menyatakan, perlu adanya kontribusi bahasa daerah, bahasa Indonesia lama dan bahasa asing.

"Sehingga dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia," terangnya.

Hasil RPNK juga menyebutkan usulan tentang perlunya percepatan pemadanan dan pemasyarakatan kosakata baru dengan mengoptimalkan kekuatan media massa. Selanjutnya juga mengungkapkan bagaimana cara menumbuhkan budaya literasi yang masih dianggap rendah ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement