REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah diminta oleh pemerintah Palestina untuk kembali menggarap pembangunan rumah sakit di wilayah Tepi Barat, Palestina.
Menurut Farid Thalik, selaku anggota Presidium MER-C, pembangunan rumah sakit di Tepi Barat memang layak dilakukan untuk membantu masyarakat di sana.Guna memuluskan proyek pembangunan rumah sakit Palestina, Farid kembali mengajak partisipasi masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk turut membantu merealisasikan program kemanusiaan tersebut.
“Mungkin kita akan melibatkan masyarakat dan juga berkomunikasi pada pemerintah, untuk turut menyumbang (dana). Intinya kita akan terbuka untuk siapapun yang mau membantu,” jelasnya ketika melakukan kunjungan ke kantor Republika, Jakarta, Selasa (23/2).
Dia menjelaskan, bantuan masyarakat Indonesia, memiliki sumbangsih besar pada pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. Tidak hanya itu, berkat bantuan tersebut, Rumah Sakit Indonesia juga dapat dilengkapi dengan peralatan medis kualitas wahid.
Namun, untuk pembangunan rumah sakit di Tepi Barat, Farid memprediksi, konstruksi bangunan tidak akan sebesar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. “Tapi untuk peralatan medis, kita akan tetap usahakan dan siapkan yang berkualitas,” ujarnya.
Farid mengatakan, pembangunan rumah sakit di Tepi Barat pasti akan mengalami kendala-kendala, seperti gangguan keamanan, misalnya. Namun, ia tetap optimisitis proyek tersebut akan rampung. “Yang di Gaza saja selesai kan. Yang penting kita laksanakan dulu,” ucap Farid.
Ia mengungkapkan, sampai saat ini, baik rakyat Palestina maupun Indonesia, belum mengetahui tentang proyek pemabangunan rumah sakit tersebut. Namun dalam waktu dekat, MER-C akan menginformasikan program kemanusiaan yang besar ini pada publik.