REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis Tere Liye tidak ambil pusing ketika Facebook memberlakukan dua kali pemblokiran sementara terhadap akunnya. Namun, ia menyayangkan aksi Facebook yang menghapus salah satu status Tere Liye tentang bahaya LGBT terhadap anak-anak.
"Saya baru saja mendapatkan 'surat cinta' lagi dari Facebook. Kali ini, mereka juga menghapus postingan tentang LGBT terkait pedofil yang sebelumnya mereka biarkan tidak terhapus," kata penulis bernama asli Darwis itu kepada Republika.co.id, Selasa (23/2). (Facebook tak Confidence Soal Kebebasan Berbicara).
Menurut Darwis, tindakan tersebut sudah kelewatan. Aksi Facebook itu ditengarai sebagai ketidakpedulian soal anak-anak di bawah umur.
Sebelumnya, ia mengira Facebook tetap membiarkan status itu karena menyoal anak-anak di bawah umur. Jika dihilangkan, jelas bertolak belakang dengan napas UU perlindungan anak yang menghukum siapapun yang melecehkan anak secara seksual.
Padahal, ujar Darwis, UU Perlindungan Anak di Amerika Serikatpun mengaturnya. LGBT maupun bukan, tetap haram hukumnya menyentuh anak-anak di bawah umur. "Akal sehat admin Facebook nampaknya sedang tertutupi kabut gelap," kata ia.
Akun Facebook Tere Liye diblokir selama 1x24 jam pada Jumat (19/2) karena status kritis soal LGBT. Akun kembali diblokir 3x24 jam sejak Senin (22/2) karena alasan sama, disertai peringatan akan menutup akun secara permanen.