Rabu 24 Feb 2016 09:56 WIB

Melacak Aktivitas Pelacuran dari Zaman Yunani Kuno

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Karta Raharja Ucu
Pelacuran (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Pelacuran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas pelacuran di dalam peradaban Yunani kuno, tidak hanya melibatkan wanita, tetapi juga kaum laki-laki. Pelacur dalam bahasa Yunani disebut ‘porne’ yang berasal dari kata kerja ‘pernemi’ yang bila diterjemahkan berarti ‘menjual diri’.

Istilah itu lalu berevolusi menjadi ‘pornography’ (dalam bahasa Inggris modern) yang mengacu kepada segala bentuk perilaku yang berbau erotisme. Para wanita pelacur pada zaman Yunani kuno ada yang berasal dari kalangan perempuan merdeka (bukan budak). Beberapa di antara mereka bahkan juga memiliki pengaruh yang kuat di tengah-tengah masyarakat.

Menurut ketentuan yang berlaku pada masa itu, setiap wanita pelacur di Yunani kuno diharuskan mengenakan gaun yang khas untuk menunjukkan profesi mereka. Oleh negara, para pelaku prostitusi itu juga dikenakan pajak atas penghasilan yang mereka peroleh dari melacur.

Lelaki pelacur (yang saat ini dikenal dengan sebutan gigolo) di kalangan penduduk Yunani kuno umumnya diisi oleh para remaja. Pria-pria muda dari golongan budak yang menggeluti profesi ini biasanya bekerja di rumah-rumah bordil di Athena. Sementara, remaja laki-laki dari golongan merdeka yang melacurkan diri berisiko kehilangan hak-hak politik mereka sebagai orang dewasa.

Pelacur laki-laki pada zaman Yunani kuno tidak hanya melayani pelanggan wanita, tetapi juga pelanggan pria. “Hubungan erotis antara laki-laki dewasa dan laki-laki remaja sudah dianggap lumrah oleh masyarakat Yunani ketika itu,” ungkap guru besar dari University of North Carolina AS, CDC Reeve, dalam karya berjudul 'Plato on Love'.

 Negarawan Solon yang hidup antara 638–558 SM, dianggap sebagai orang pertama yang melembagakan prostitusi di Athena pada abad keenam SM. Hasil dari usaha prostitusi ketika itu ia gunakan untuk membangun sebuah kuil yang didedikasikan kepada Aphrodite Pandemos—yang dalam tradisi Yunani kuno dianggap sebagai dewi kenikmatan sensual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement