Rabu 24 Feb 2016 11:37 WIB

'Saya Suka Sesama Jenis Sejak Kelas III SD'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Gay (ilustrasi)
Foto: IFELICIOUS.COM
Gay (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SBN (31) tampaknya menjadi salah satu pria yang beruntung. Pasalnya, meski tertarik dengan sesama jenis, dia berhasil mengendalikan hasratnya. 

SBN memang menyukai sesama lelaki, tapi tidak terjerumus dalam perilaku homoseksual. Dulu, dia sempat galau antara harus bergabung dengan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) atau tidak. 

Saat itu, dia bingung harus bagaimana. Untungnya, SBN bertemu dengan pendiri layanan Peduli Sahabat (PS) Agung Sugiarto atau yang akrab disapa Sinyo Egie. "Oleh beliau, saya dibimbing dan dijelaskan bahwa meskipun hasrat saya homoseksual, saya bisa normal seperti lelaki pada umumnya. Itu awal saya bertekad tidak menjadi LGBT," kata SBN kepada Republika.co.id, Rabu (24/2).

SBN mengaku kerap tertarik dan jatuh cinta kepada pria tampan. Namun, keinginan kuat menjadi normal membuatnya enggan menyalurkan gejolak seksualnya. Ketertarikannya terhadap sesama jenis mulai dirasakan sejak kecil. "Saya suka dengan sesama jenis sejak kelas III SD. Waktu itu teman-teman saya ngintipin rok ibu guru. Saya tidak tertarik ikut-ikutan. Malah, saya lebih tertarik sama guru yang ganteng," ujarnya bercerita. 

Kala itu, SBN belum sadar bahwa ia "salah". Ketertarikannya terhadap lelaki berlanjut hingga ke lingkungan kerja. Meski begitu, ia tidak berani menjalin hubungan dengan sesama jenis, baik hanya sekadar berpacaran maupun berhubungan intim. 

Beberapa alasan membuatnya tidak melakukan itu. "Saya takut terkena penyakit (seksual), takut dosa. Kemudian, didikan agama saya lumayan bagus. Khawatir juga kalau ketahuan nanti, nama saya dan keluarga bisa tercemar," kata pria yang berdomisili di Jakarta itu. 

Menurut dia, tidak seperti di Amerika Serikat, LGBT di Indonesia dianggap tabu dan menjadi aib. SBN sempat mendapat "tawaran" menggiurkan dari para promotor LGBT. Saat itu, ia sangat tertarik, tapi kembali lagi, nilai-nilai agama membuatnya menolak tawaran tersebut. 

(Baca Juga: 9 Alasan Ini Menjadikan Indonesia Darurat Bahaya LGBT) 

Promotor itu mengatakan bahwa homoseksual adalah anugerah dari Tuhan dan tidak perlu ditentang. Bahkan, promotor tersebut juga mengatakan, SBN memiliki gen gay sehingga ketertarikannya terhadap sesama jenis adalah bawaan dari lahir. "Saya pikir, ah masak sih. Waktu itu memang saya belum banyak membaca, jadi percaya saya. Tapi, kembali lagi agama melarang itu, jadi saya tidak mau melakukannya," ujar SBN menjelaskan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement