REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kembali mengedarkan larangan kepada stasiun televisi untuk menyiarkan tayangan yang mengampanyekan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Larangan itu seperti penampilan lelaki yang bergaya perempuan atau dikenal dengan istilah banci.
Bagi aktris dan model Eriska Rein, setiap entertainer memiliki gaya dan ciri khas masing-masing. Termasuk di antara mereka adalah laki-laki yang memiliki sisi feminin dan senang bergaya menggunakan aksesori yang sebenarnya lebih ditunjukkan untuk kaum Hawa.
Karena itulah, perempuan kelahiran 3 Juni 1994 ini mengaku tidak terlalu mempersoalkan adanya tayangan yang menampilkan sosok banci. Terlebih, bila hal itu ditujukan sebagai bagian dari seni yang menghibur banyak orang.
"Bagi aku orang punya kepribadian, style masing-masing ya, apalagi entertainer. Kadang juga yang di televisi hanya untuk hiburan saja, jadi buat aku sendiri sebenarnya tak ada masalah selama tayangan tersebut memperhatikan dialog yang diucapkan," ujar Eriska kepada Republika.co.id, Rabu (23/2) malam.
Meski demikian, perempuan bernama lengkap Eriska Reinisa itu juga menuturkan larangan yang dikeluarkan oleh KPI pasti telah didasarkan pada pertimbangan matang. Karena itu, Eriska yakin dengan menaati peraturan tersebut, pengaruh negatif yang mungkin terjadi pada remaja dan anak-anak bisa diminimalkan.
"KPI kan memang bidangnya untuk menyaring mana yang cocok menjadi tayangan televisi dan yang tidak. Jadi, buat aku ya mungkin sebaiknya diikuti dahulu dan lihat ke depannya bagaimana," katanya menjelaskan.