REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Badan Informatika Geospasial (BIG) Priyadi Kardono mengatakan, saat ini belum semua desa di Indonesia memiliki peta desa.
Pihaknya sendiri tahun ini menargetkan bisa menyusun 3.100 peta desa di Indonesia. Jumlah ini naik signifikan dari pembuatan pada 2015 yang hanya 1.600 peta. Peta desa yang disusun oleh BIG ini diterbitkan dalam skala 1:5.000
"Peta ini sangat penting dan ini terus akan kita lakukan dengan cepat. Setidaknya untuk batas administrasinya dulu. Karena untuk batas administrasi antarprovinsi saja, baru selesai 30 persen," ujarnya saat peluncuran peta desa untuk pembangunan desa di Yogyakarta, Rabu (24/2). Peluncuran peta desa ini disaksikan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Menurutnya, penyusunan peta desa ini telah melibatkan 13 universitas di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Perguruan tinggi ini dilibatkan untuk membantu pengembangan peta desa untuk pencitraan satelitnya.
Sementara itu, Menteri Desa Marwan Jafar dalam kesempatan itu mengatakan, sangat mengapresiasi kinerja BIG yang telah menyusun peta desa tersebut. "Peta ini bisa dijadikan dasar untuk kebijakan pembangunan desa," ujarnya.
Marwan menambahkan, selama ini Indonesia belum sekali pun memiliki peta desa yang komprehensif. Karena itu, melalui peta desa tersebut, dia berharap bisa menjadi rujukan dalam rencana pembangunan desa ke depannya. Peta desa ini juga bisa mendukung kebijakan percepatan dana desa.
Menurut Marwan, dalam pembangunan nasional, sudah seharusnya jika desa menjadi subjeknya. Dengan begitu, desa juga harus diperbolehkan merancang dan membangun dirinya sendiri meskipun koordinasi dengan tingkat di atasnya penting juga dilakukan.
"Dalam pembangunan itu, banyak teori bukan lagi yang utama. Yang penting sekarang ini bagaimana pembangunan itu bisa dirasakan oleh rakyat. Dengan peta desa ini, seharusnya semua pemangku jabatan bisa membuat kebijakan yang nantinya bisa dirasakan rakyat," katanya.