REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Legislator mengusulkan rencana pembangunan museum di kawasan makam Sunan Ampel mengusung tema penyebaran Islam di Kota Surabaya. Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Syaifudin Zuhri di Surabaya, Rabu (24/2), mengatakan, untuk menarik wisatawan dalam suatu kawasan perlu ada daya tarik.
"Ini agar para pengunjung yang datang tidak hanya berziarah ke makam Sunan Ampel, melainkan juga mengunjungi museum itu," ujarnya. Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya hingga saat ini belum ada ide dan gagasan mengenai konsep museum tersebut.
Selain itu, ia menilai dalam penataan kawasan Ampel, pemkot kurang serius karena penataan yang selama ini dilakukan hanya sebatas pedagang kaki lima (PKL). Seharusnya, lanjut dia, penataan kawasan wisata seperti Ampel, harus dilakukan secara menyeluruh misalnya penataan keluar masuknya pengunjung.
Saat ini, PKL yang ada di kawasan Ampel ini mengeluh karena dagangan mereka sepi. Hal ini disebabkan pengunjung tidak melewati area mereka berjualan. "Pemkot harus membuat konsep kawasan Ampel ini sebagai kawasan yang terintegrasi. Mulai dari museumnya, makamnya, masjidnya dan juga PKL-nya," ujarnya.
Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan Sekkota Surabaya M Taswin mengatakan, pihaknya berencana mengonsep kawasan Ampel seperti Timur Tengah yakni Maroko Style. Saat ini, lanjut dia, sudah dilakukan pembenahan, terutama pada jalur pedestrian. Kemudian akan ada pembangunan tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) dari Nyamplungan hingga Pegirikan, dan pemasangan lampu rambu lalu lintas.
"Pembenahan kawasan Ampel tidak mudah. Selain mengakomodasi budaya masyarakat setempat, di kawasan tersebut sudah menjadi kawasan ekonomi. Untuk itu, kami memang berencana mengintegrasikan kawasan ekonomi tersebut dengan wisata," katanya.