REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar mahasiswa-mahasiswa di Indonesia dilindungi dari berbagai gerakan dan paham radikalisme. Hal ini disampaikan JK saat bertemu Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin serta Rektor UIN Alauddin Makassar, Musafir.
"Beliau selalu sampaikan adalah bagaimana mahasiswa di kampus dapat diproteksi dari gerakan dan paham radikalisme global," kata Kamaruddin di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (24/2).
Ia menjelaskan, JK menilai penting agar kampus terhindar dari masuknya paham radikal. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia yang dapat menjadi sasaran gerakan radikal.
"Semua elemen masyarakat itu harus jaga-jaga termasuk kampus, karena kampus juga termasuk tempat yang berpotensi untuk dipenetrasi karena di situ kajian pemikiran sangat terbuka," ujar JK.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas terkait pembangunan infrastruktur di Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar dengan bantuan dana dari Islamic Development Bank (IDB). Kamaruddin menyebut, dana yang disediakan oleh IDB untuk pendanaan pendidikan tinggi yakni sekitar Rp 400 miliar.
"Sekitar Rp 400 miliar. Jadi ini, sesuai kebijakan Kemenag, sumber pendanaan Kemenag untuk pendidikan tinggi itu ada empat minimal: APBN, BNU, SBSN, IDB," kata dia.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Musafir berharap dengan dana bantuan dari IDB tersebut dapat membantu pembangunan di kampus UIN.
"Kami harapkan dengan adanya proyek IDB ini dapat menuntaskan semua. InshaAllah proyek IDB dan Fakultas Kedokteran (FK) UIN itu secepatnya bisa terwujud," kata dia.