REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu politik uang yang muncul jelang Munaslub Golkar menjadi ironi di tengah proses rekonsiliasi dan pembenahan secara total di partai berlambang beringin ini. Mantan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham mengatakan calon ketua umun (Caketum) Golkar di Munaslub yang rencananya akan digelar April mendatang harusnya tidak lagi mengandalkan faktor finansial.
Gagasan ini dinilai penting agar ada proses perubahan sistem perpolitikan di internal Golkar. Menurut dia, tantangan caketum Golkar kedepan sebelum memimpin harus mengubah tatanan konseptual partai, bukan mengedepankan finansial untuk meraup suara.
"Memiliki modal sosial politik jauh lebih penting daripada modal finansial," kata dia dalam diskusi 'Pembangunan Politik dan Sistem Kepartaian' di Jakarta Kamis (25/2).
(Baca: Golkar Diminta Belajar dari Semangat Kemandirian Bung Hatta)
Idrus meyakini faktor finansial yang selama ini mempengaruhi keterpilihan di partai Golkar cenderung membuat partai ini penuh dengan konflik internal. Berbahaya, kata dia, bila Caketum yang ada orang hanya ingin memimpin Golkar tapi mengandalkan faktor finansial dan mementingkan syahwat politik.
Bila itu terjadi, ia yakin pasti ke depan tetap akan terjadi konflik-konflik Golkar baru, yang cenderung tidak berkesudahan. Sebagai salah satu Caketum Golkar, Idrus mengakui dirinya tidak bisa mengandalkan faktor finansial tersebut.
"Bagi saya modal sosial dan modal politik yang saya kumpulkan, mampu mengubah tatanan konseptual partai. Membangun kembali kejayaan Golkar, baik sebagai pemenang atau pihak yang kalah di politik namun tetap bermartabat," ujarnya.