REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggencarkan kampanye program Keluarga Berencana (KB). BKKBN menggandeng Provinsi Jawa Tengah untuk mendeklarasikan Gerakan "Ayo Ikut KB" di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (25/2).
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty berharap deklarasi ini bakal menyukseskan program KB secara nasional. Apalagi, Provinsi Jawa Tengah termasuk padat di Indoensia. Berdasarkan data proyeksi BPS pada 2014, jumlah penduduk di Jawa Tengah mencapai 33,5 juta jiwa.
"Apabila berhasil melaksanakan program KB maka akan sangat berpengaruh pada capaian program KB secara nasional," kata Surya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Menurut Surya, pemberlakuan UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah juga dapat membantu menyukseskan program ini. Aturan itu akan membantu Provinsi Jawa Tengah untuk membentuk kelembagaan KB di setiap kabupaten/kota dengan tipologi maksimal.
"Sehingga pelaksanaan program akan lebih optimal," ujarnya.
Surya pun mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah berupaya membuat suatu gerakan untuk menggaungkan kembali program KB. Dia pun berharap deklarasi yang dilakukan oleh Jawa Tengah akan menjadi contoh bagi provinsi lain.
Dia juga berharap deklarasi ini merupakan langkah awal yang positif bagi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Komitmen pentingnya program KKBPK sudah ditindaklanjuti dalam RPJMD.
"Sehingga menjadi payung hukum bagi dukungan kebijakan, program, kegiatan dan alokasi anggaran di setiap daerah," kata Surya.
Deklarasi ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan seluruh bupati serta wali kota di seluruh provinsi itu. Untuk mendukung revitalisasi Program KB, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mewujudkannya dengan dukungan trend alokasi anggaran untuk penyelenggaraan dan pelayanan KB yang terus meningkat. Provinsi Jawa Tengah segera membentuk "Kampung KB".
Dalam sambutannya, Ganjar mengatakan provinsi yang dipimpinnya serius mendukung program KB untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, dan angka kemiskinan. Tiga target itu akan akan sulit diwujudkan tanpa didukung oleh keberhasilan program KB.
Tidak hanya menggalang kerja sama dengan pemerintah daerah, BKKBN juga sedang berupaya merealisasikan "Kampung KB" untuk menyukseskan program ini. Kampung KB merupakan instruksi Presiden Joko Widodo. Pada tahun ini, BKKBN menargetkan minimal setiap kabupaten/Kota memiliki satu "Kampung KB".
Surya menjelaskan program Kampung KB dikemas dengan pendekatan penggarapan KB dari pinggiran, sesuai Nwa Cita. Cita ketiga yaitu pembangunan Indonesia dilakukan dari pinggiran.
Kampung KB melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan para pemangku kepentingan seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra kerja, dan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah.
Kampung KB didesain menjadi model pembangunan terpadu berwawasan kependudukan di level mikro. Karena itu, lokus kampung KB berada di tingkat Rukun Warga (RW) atau lazim disebut kampung.
Kampung KB adalah implementasi operasional pengendalian kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga yang dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat. Caranya, pemberdayaan masyarakat dan kemudahan akses terhadap masyarakat untuk memperoleh pelayanan khususnya bidang kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga (KKBPK).
Dalam Kampung KB juga akan terdapat keterpaduan antara Program KKBPK dan sektor terkait secara sistemis dan sistematis. Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Kampung KB antara lain optimalisasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak sejak di kandungan sampai seribu hari pertama kehidupan (1.000 HPK).
Selain itu, dilaksanakan juga penyuluhan perencanaan kehamilan yang baik sejak pranikah dan selama mengandung dan menurunkan angka fertilitas melalui pelayanan KB yang bermutu, merata, dan dapat diakses oleh seluruh keluarga.
Kegiatan lain yang dilaksanan adalah mengembangkan kualitas keluarga melalui Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB-HI), Bina Keluarga Remaja (BKR), Generasi Berencana (GenRe), dan Bina Keluarga Lansia (BKL), persiapan anak usia sekolah melalui integrasi mata pelajaran tentang isu kependudukan dan serta merevitalisasi Posyandu.