REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jejaring sosial Facebook memblokir sejumlah posting-an yang antiterhadap kaum atau komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) melalui media sosial tersebut. Penulis Asma Nadia menyayangkan kebijakan jejaring sosial yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu.
Menurut penulis novel Surga yang Tak Dirindukan itu, kendati Facebook mempunyai kebijakan mendukung kaum LGBT, jejaring sosial tersebut harus menghargai aturan di masing-masing negara.
"Okelah, Facebook punya aturan karena dia produk AS. Tapi, ketika dia di Indonesia, itu kan lain," kata Asma ketika berbincang dengan Republika.co.id belum lama ini.
Ia menjelaskan, setiap negara mempunyai adat istiadat yang dijunjung. Setiap negara memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar untuk menyikapi suatu permasalahan global, termasuk LGBT. Dengan demikian, menurut Asma, seharusnya Indonesia diberi kebebasan untuk "berdakwah" menyoal LGBT melalui Facebook.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah menyikapi kebijakan tersebut. Ia yakin pemerintah dapat memanfaatkan hubungan baik yang terjalin antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan CEO Facebook Mark Zuckerberg.
"Saya dengar Pak Jokowi kan dekat yah dengan Mark. Koneksi itu bisa dimanfaatkan, kan tanah kita beda, ini bukan Amerika," ujarnya.