REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Ahmad Muhammad Ahmad At-Thayyib melanjutkan lawatanya ke Indonesia dengan mengunjungi Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (26/2). Kedatangan pemmimpin tertinggi Al-Azhar tersebut disambut 4.500 santri dan 1.000 tamu undangan yang menanti di Balai Pertemuan Pondok Modern Darussalam Gontor.
“PMDG merupakan miniatur Universitas Al-Azhar dalam upaya membentuk generasi muda Indonesia yang berpegang teguh pada ajaran Islam. Gontor memiliki peran penting dalam membentuk jiwa dan pikiran moderat melalui pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan," kata Grand Syeikh Al Azhar, Kamis (26/2)
Menurutnya, apa yang diusahakan PMDG merupakan usaha paling berat yang sebagian besar negara Islam di dunia ini tidak mampu melaksanakannya sampai saat ini. Beliau juga mengungkapkan, sebagai bentuk dukungan nyata dari Al-Azhar dan dalam rangka mempererat hubungan antar dua lembaga ini, maka Universitas Al-Azhar akan memberikan 50 beasiswa khusus untuk Gontor di semua Fakultas baik fakultas Agama ataupun Sains.
Grand Syaikh Al-Azhar membuka Peringatan 90 Tahun PM Darussalam Gontor. Beliau tiba di Gontor didampingi Menteri Agama RI, Wakil Menteri Luar Negeri, Sekjen Majelis Hukama, Prof. Dr. Quraish Shihab, Dubes Indonesia untuk Mesir, Dubes Mesir untuk Indonesia, Dekan Fakultas Ushuluddin Al-Azhar, dan beberapa staf.
Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Perlu diketahui bahwa PM Darussalam Gontor memiliki ikatan prinsipil dengan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir dalam metode pembelajaran. Beliau juga berharap hubungan antara kedua lembaga ini akan terus berkesinambungan.
Selama ini Al Azhar menjadi salah satu sintesa PM Darussalam Gontor, yang menggambarkan keluasan wakaf dan keabadiannya.
“Hubungan antara Indonesia dan Mesir sudah terjalin sejak sebelum kemerdekaan kedua negara bahkan sebelum adanya hubungan diplomasi antar kedua negara. Yaitu dengan pengiriman mahasiswa/i Indonesia yang ingin belajar di Universitas Al Azhar yang menjadi menara ilmu, pemikiran, dan kebudayaan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi dunia, kata dia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, saat menyampaikan sambutannya mengatakan, Indonesia akan selalu menempatkan Al Azhar dan ulamanya dalam kecintaan dan penghormatanya. Di samping itu, keteguhan Al Azhar dalam memegang prinsip wasathiyah (moderat) dan keadilan telah mengilhami konsep pendidikan Islam di Indonesia di berbagai jenjangnya, mulai dari lembaga pendidikan Islam negeri maupun swasta termasuk di dalamnya Pondok Pesantren.
Selain membuka Peringatan 90 Tahun PM Darussalam Gontor, Grand Syaikh Al-Azhar juga akan memberikan kuliah umum di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Beliau menekankan akan pentingnya akhlak dan penghormatan kepada guru. Selanjutnya diakhir kuliah umumnya beliau mengatakan pentingnya persatuan umat Muslim. Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat (26/02) pagi.