REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Provinsi Jambi memulangkan 31 orang eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang sebelumnya ditampung di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat.
Kepala Bidang Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jambi Sigit Eko Yuwono mengatakan, semula ada sekitar 105 orang eks Gafatar asal Provinsi Jambi yang berada di Kalimantan Barat, namun berkurang karena dijemput oleh saudara mereka.
"Kemudian tersisa 82 orang di Asrama Haji Bekasi, dari 82 orang itu ternyata juga sudah dijemput oleh keluarga kandung mereka dan hanya tersisa 31 jiwa," kata Sigit di Jambi, Kamis.
Sesampainya di Jambi Kamis sore, sebanyak 31 orang eks Gafatar itu ditampung di Makorem 042/Garuda Putih untuk dilakukan pembinaan sebelum dikembalikan ke kabupaten/kota asal mereka.
Dari 31 orang eks Gafatar itu, sebanyak 14 orang berasal dari Kota Jambi, 14 orang asal Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dan tiga orang dari Kabupaten Tebo.
Sigit mengatakan, eks Gafatar itu sebenarnya enggan untuk pulang ke Jambi, namun dengan adanya pembinaan, pengertian dan diskusi bersama bahwa mereka tidak bisa diterima di daerah lain, akhirnya mereka bersedia dipulangkan.
"Sesuai kesepakatan Danrem membantu menyiapkan tempat selama tiga hari, setelah tiga hari kita hubungi kabupaten/kota masing-masing untuk menjemput mereka," katanya.
Sementara itu, Kepala Penerangan Korem 042/ Gapu, Mayor Imam Syafei mengatakan, pihaknya belum mengetahui hingga kapan eks Gafatar akan tinggal di Makorem.
"Di sini belum tahu berapa hari, kita hanya membantu menyediakan tempat dan sarananya, semuanya nanti akan diserahkan kepada Kesbangpol," ujarnya.
Imam merinci 31 orang eks Gafatar yang ditampung di barak prajurit Makorem itu terdiri dari 22 orang laki-laki dan 9 orang perempuan dengan usia dewasa 19 orang dan anak-anak ada 12 orang.
Dirinya berharap kepada masyarakat Jambi agar tidak mengucilkan dan dapat menerima eks Gafatar di tengah-tengah masyarakat.