Jumat 26 Feb 2016 09:18 WIB
Jejak Islam Dalam Musik (1)

Dari Al-Ghazali Hingga Musik Masa Kini

Penari Sufi asal Turki memeriahkan Islamic Fashion Festival di Mall Ratu Indah , Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/11).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Penari Sufi asal Turki memeriahkan Islamic Fashion Festival di Mall Ratu Indah , Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/11).

"Bila seorang pria membiarkan musik membuainya, kemudian meresapkan lagu-lagu yang manis, lembut, dan syahdu, ia akan menjadi prajurit (orang) yang lemah!”

Bila tahu siapa yang berbicara seperti itu, akan membuat Anda kaget. Dan yang jelas, dia "bukan orang biasa" dan juga bukan tokoh filsuf atau ulama Islam. Dia adalah Socrates, filsuf Yunani yang digadang-gadang dunia modern Barat hari ini sebagai "penghulu" peradaban.

Ternyata, Socrates yang tidak percaya pada sistem demokrasi, juga tidak percaya pada musik sebagai hal yang berguna bagi umat manusia. Musik, kata dia, malah bisa melemahkan jiwa. Senada dengan Socrates, bagi kalangan sebagian umat Islam masa kini, stigma bahwa musik sebagai sebuah sajian berbahaya, masih bisa dijumpai.

Contoh munculnya situasi apatis atas sebuah pertunjukan musik terjadi pada beberapa tahun silam, dalam sebuah perhelatan penutupan konferensi cendekiawan dan ulama Islam internasional yang diselenggarakan PB NU di Hotel Borobudur, Jakarta. Saat itu, tampil berbagai sajian musik dan budaya. Suasananya sungguh meriah, apalagi yang tampil di panggung adalah artis top, seperti maestro biola Idris Sardi. Grup musik Kyai Kanjeng pimpinan Emha Ainun Nadjib juga ikut beraksi.

Akan tetapi, di tengah suasana yang meriah, tiba-tiba saja sebagian ulama ada dari beberapa negara di Semenanjung Arab langsung keluar ketika grup Kyai Kanjeng menampilkan kebolehannya. Entah karena alasan ada penyanyi perempuan naik ke panggung atau tidak suka akan musik, tiba-tiba mereka bergegas pergi ketika sajian musik mulai diperdengarkan.

"Ah, mereka mungkin jengah saja ketika melihat perempuan menyanyi di atas panggung. Saya yakin mereka tetap suka musik," kilah Emha mencoba bijak saat itu. Dia menanggapi ringan atas peristiwa kepergian beberapa tokoh delegasi ulama asing itu keluar dari ruang jamuan makan malam.

                                                 

Terkait peristiwa itu, kemudian tebersit pertanyaan mengenai apakah ada peninggalan musik dalam peradaban Islam? Kalaupun ada, siapa tokohnya? Dan, dalam bentuk apa warisan musik Islam itu?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement