REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan pasang air laut (rob) dan kabel tak teratur yang tertanam di jalan menjadi penyebab atas terendamnya sejumlah wilayah Ibu Kota sejak kemarin.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengatakan kondisi hujan terus menerus saja sudah membuat potensi genangan meningkat. Apalagi ditambah adanya air rob yang diakibatkan saat ini memasuki waktu bulan purnama. Kondisi bulan yang memasuki fase purnama membuat pasang tak bisa dihindari.
"Karena robnya naik dan air robnya enggak mau turun dan efeknya ke Kelapa Gading, tapi coba ke Pulo Mas efek enggak? Enggak! Karena sudah Handel. Karena tengah biasanya kalau robnya terlalu tinggi Pluit itu bisa kena. Karena Pasar Ikan belum ditutup tanggul," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (26/2) siang.
Ia mengatakan wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur tak terlalu berdampak buruk atas air rob. Sebab datarannya terbilang lebih tinggi ketimbang Jakarta Utara. Adapun, wilayah Jakarta Selatan menurutnya akan bebas dari genangan jika penggalian bangunannya bagus. Namun ia menilai persoalan kabel tak tertata di Jaksel kerap menjadi biang keladi genangan di wilayah itu.
"Jadi air dari banjir kanal barat kena rob. Makanya mau bangun tanggul ini lihat (Jakarta) selatan tenggelam pasti soal kabel. Saya bilang harusnya enggak mungkim tenggelam kecuali ada hambatan. Kalian lihat ini semua bungkus kabel dimasukin ke got nah ini perbuatan siapa," ujarnya.
Ia menegaskan akan menindak tegas memilik kabel yang membandel. Sebab, sampai saat ini ia telah menekankan supaya pemilik kabel merapihkannya dalam bentuk ducting (pemusatan kabel).
"Semua bungkus kabel dimasukkan ke dalam got, nah ini semua perbuatan siapa? Kita nggak bisa ngomong, satu truk kita angkut, ini semua bungkus kabel kita angkut. Selama nggak ada sumbatan nggak akan tenggelam," jelasnya.