REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Institut Manajemen Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa, bekerja sama dengan Center for Islamic Philanthoropy kembali menggelar Konferensi Internasional yang membahas tentang perkembangan tata kelola zakat dan wakaf di regional Asia Tenggara, Jumat (26/2). Konferensi tersebut, akan digelar dua hari yakni 25-26 Februari.
Menurut Direktur IMZ Kushardanta Susilabudi, tema utama yang diangkat dalam konferensi ini adalah 'Memperkuat Tata Kelola Zakat dan Wakaf'. Acara ini, diikuti oleh 58 penulis paper tentang filantropi islam.
Mereka berasal dari praktisi, peneliti, akademisi baik dari Indonesia, Malayasia maupun Filipina. Turut hadir, The Philippine Association of Islamic Accountants, Warees Investment Singapore, Majelis Ugama Islam Singapore, Restu Foundation and Nasyrul Quran Malaysia ."Tujuan utama dari conference ini di antaranya untuk mengidentifikasi tingkat tata kelola zakat dan wakaf di Asia Tenggara," ujar Kushardanta kepada wartawan di Bandung, Jumat (26/2).
Tujuan konferensi lainnya, kata dia, merancang pembentukan south east Asia Islamic Philanthropyy Association (SIPA), berbagi pengalaman terbaik dalam pengelolaan zakat dan wakaf di antara penggiat Asia Tenggara serta membangun jaringan dan sinergitas organisasi serta pemerintah di Asia Tenggara.
Dalam konferensi ini, kata dia, akan dilakukan visitasi program organisasi pengelola zakat unggulan. Ini dilakukan, sebagai apreasiasi terhadap prestasi pengelolaan zakat dan pembelajaran benchmark model bagi masyarakat zakat Asia Tenggara serta intenasional."Kami akan melakukan visitasi ke Baznas Kabupaten Sumedang," katanya.
Menurut Kushardanta , visitasi ke Kabupaten Sumedang diakukan karena daerah tersebut berhasil meraih Zakat Award 2015 dalam kategori Manajemen Pengelolaan tingkat kabupaten/kota. Saat visitasi, peserta konferensi akan diajak untuk bersilaturahim dan berbagi terkait proses pengelolaan zakat di Kabupaten Sumedang.