Jumat 26 Feb 2016 15:27 WIB

Ratusan Rumah tidak Layak Masih Berdiri di Lembang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah Tidak Layak Huni
Rumah Tidak Layak Huni

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih cukup banyak yakni 108 rumah. Pemerintah Desa Lembang pun berencana memperbaiki 10 rutilahu pada tahun ini.

Kepala Desa Lembang Yono Maryono menuturkan, 10 rutilahu itu diupayakan agar menerima program bantuan untuk perbaikan rutilahu dari pemerintah di tahun ini. "Tahun ini memang ada 10 rumah yang menerima program perbaikan rutilahu ini," kata dia, Jumat (26/2).

Meski mendapat bantuan dari pemerintah, Yoni menghimbau kepada warganya untuk tetap saling bergotong-royong mengurangi jumlah rutilahu di Desa Lembang tersebut.

Sebab, untuk mengurangi jumlah rutilahu ini, tidak bisa hanya dengan mengandalkan pemerintah, tapi juga swadaya masyarakat.  "Jadi masyarakat juga menunjukan perannya," ujar dia.

Kata Yono, peran masyarakat dalam memperbaiki rutilahu secara swadaya telah ditunjukan oleh warga kampung Panorama. Di sana, warga secara bersama memperbaiki rutilahu yang dihuni seorang nenek yang sudah lanjut usia, bernama Mimi (70). Rumahnya, lanjut dia, memang sudah tampak akan ambruk dan luasnya 5x6 meter persegi.

Salah seorang warga, Agus menuturkan dana yang terkumpul untuk perbaikan rumah milik Mimi ini sebesar Rp 8,8 juta. Dana ini memang masih tergolong kecil karena dana yang dibutuhkan sebanyak sebenarnya Rp 15 juta untuk satu rumah.

Kendati demikian, kata dia, warga tetap suka-rela membantu memperbaiki rumah nenek lansia itu. "Ini salah satu cara warga di sini untuk mengurangi jumlah rutilahu," ujar dia.

Selain memperbaiki rumah Mimi, rencananya warga kampung tersebut juga memperbaiki rutilahu milik Ade Pratama. Namun, keinginan warga harus diurungkan dulu karena keterbatasan dana. "Jadi sebenarnya kita ingin memperbaiki dua rutilahu, tapi baru bisa satu," tutur dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement