Jumat 26 Feb 2016 18:35 WIB

Mengenal Calon Presiden FIFA, Jerome Champagne

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Citra Listya Rini
Jerome Champagne
Foto: diplomat.so
Jerome Champagne

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH  -- Lima kandidat pemangku jabatan tertinggi di induk sepak bola dunia, FIFA, sudah berkumpul di Markas FIFA di Kota Zurich, Swiss, Jumat (26/2). Keberadaan mereka di kota tersebut ialah untuk mengikuti voting pemilihan Presiden FIFA yang baru.

Mereka adalah Jerome Champagne, Gianni Infantino, Mosima Gabriel "Tokyo" Sexwale, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa, dan Pangeran Ali. Berikut profil singkat kelima calon pengganti Sepp Blatter yang tahun lalu dinonaktifkan dari FIFA tersebut.

Jerome Champagne. Bukan nama asing di dunia kepengurusan sepak bola dunia khususnya Eropa. Champagne merupakan warisan rezim Blatter yang sudah 11 tahun mengabdi di FIFA. Tahun lalu, dia sempat masuk dalam bursa pemilihan Presiden FIFA namun tak berhasil karena tak memenuhi syarat minimal lima suara dukungan asosiasi sepak bola.

Pria asal Prancis ini dikenal sebagai pejabat FIFA yang malang melintang dalam urusan politik dan olahraga. Dasar kariernya yang merupakan eks diplomat Prancis membawanya sukses dalam mengurusi hubungan FIFA dengan pemerintah suatu negara dan Uni Eropa.

Selain itu, kariernya juga cemerlang karena mampu melakukan peningkatan hubungan FIFA dengan FIFPro, pengembangan  CIES Football Observatory, hubungan FIFA dengan Komite Olimpiade Internasional, dan federasi internasional lainnya.

Selain dikenal pandai menjalin hubungan politik, sosok 57 tahun ini juga dikenal sebagai tim sukses yang andal. Blatter pernah merasakan kontribusinya sehingga bisa menguasai FIFA saat pemilihan presiden tahun 2002. Dia juga disebut-sebut merupakan pengorbit nama legenda sepak bola Prancis Michel Platini hingga terpilih menjadi Presiden UEFA pada 2007.

Dalam pemilihan kali ini, Champagne membawa misi untuk membuat demokrasi mengakar di tubuh FIFA. “Saya berjanji untuk membuat FIFA lebih arif dalam mengatur organisasinya melalu demokrasi dan keseimbangan dengan hubungan pihak luar,” kata dia dikutip dari ESPN, Jumat (26/2).

Selain itu, sebuah janji khusus ia ikrarkan dengan mengajukan nama Amerika Serikat sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022. Janji ini ia akan penuhi andai hak Qatar yang dicabut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement