REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Komunitas Muslim Palos Park, Chicago, Amerika Serikat kembali menghadapi kesulitan dalam membangun rumah ibadah. Dilansir Chicago Tribune, Rabu (24/2), ide mantan jaksa Muslim Omar Najib itu disambut dengan penolakan. Selebaran anonim menyuarakan kecaman terhadap rencana pembangunan masjid dan pusat komunitas Muslim.
Mereka berencana merenovasi bangunan bekas gereja menjadi masjid. Properti di Palos Park itu telah dibeli Komunitas Muslim Amerika, komunitas Najib, Desember lalu. Selama merenovasi, mereka belum menentukan waktu pasti kapan bangunan itu akan dibuka sebagai masjid.
Namun selebaran telah beredar menyatakan pembangunan rumah ibadah Muslim itu mengancam nilai-nilai dan kesatuan masyarakat setempat. "Itu hanya fanatisme," ujar Najib. "Hal itu harusnya mengusik semua orang, jadi itu pun mengganggu saya."
Penolakan terhadap masjid-masjid baru hampir lumrah di area Chicago, dan penjuru Amerika Serikat. Situasi mengindikasikan Islamofobia itu sering ditutupi dengan kecemasan atas pembangunan urban. Juru bicara Dewan Perhubungan Amerika-Islam (CAIR), Ibrahim Hooper, menyadari hal tersebut.
"Itu (penolakan masjid, red) dulu hampir tidak kentara. Sekarang langsung di hadapan kalian," tutur Hooper. "Mereka benar-benar membawa Islamofobia menjadi masalah arus utama."
Penolakan terang-terangan terhadap masjid beberapa waktu lalu bisa contohnya di New Jersey. Warga Bayonne bulan lalu melakukan aksi melawan pembangunan pusat komunitas Muslim. Mereka berorasi sambil membawa papan bertuliskan 'Hentikan Masjid' dan 'Jika Masjid Dibangun, Walikota Harus Pergi'. Di waktu berdekatan, kelompok Kristiani Milawaukee Selatan pun menyuarakan keberatan mereka atas masjid yang akan dibuka di daerah itu pada musim semi nanti.