REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Serangan hama wereng coklat mulai mengganas di beberapa daerah wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Di kedua wilayah tersebut, wereng menyebar di hampir seluruh lokasi persawahan. Namun demikian, kerusakan akibat serangan hama wereng diperkirakan tidak terlalu banyak karena tanaman padi sudah berusia cukup tua dan sebentar lagi panen.
Di Kabupaten Banyumas, serangan hama wereng antara lain terjadi di wilayah Kecamatan Patikraja, Kebasen dan Jatilawang yang merupakan lumbung padi di wilayah tersebut. Sedangkan di Kabupaten Cilacap, wereng menyerang padi di wilayah Kecamatan Kesugihan dan wilayah Cilacap bagian barat.
"Hampir semua areal sawah terserang hama wereng. Hanya untungnya, kebanyakan tanaman padi yang terserang hama ini sudah tinggal menunggu panen. Tinggal bagaimana sikap petaninya," jelas Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas, Faturrahman, Jumat (26/2).
Dia menyebutkan, kalau petani rajin menyemprot dengan insektisida paling tidak 10 hari sekali, mungkin hasil panen tidak akan berkurang drastis. Tapi kalau petaninya malas, pengurangan hasil panen bisa cukup banyak.
Ketua kelompok tani Marga Jaya Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Tamba mengatakan serangan hama wereng di wilayah desanya mulai diketahui sejak 10 hari silam. "Saat itu, tidak terlalu banyak sawah yang terserang hama wereng. Tapi sekarang sudah semakin meluas, hingga hampir semua rumpun padi di desanya ada hama werengnya," jelasnya.
Dia menyebutkan, yang paling awal terserang hama wereng adalah tanaman padi jenis Logawa yang ditanam dengan metode Hazton. Dia menduga jenis padi ini ternyata sangat rentan hama wereng, karena hama wereng berupa kutu kecil sebesar dedak paling banyak justru ditemukan di rumpun padi jenis ini.
"Kalau padi jenis Mekongga, IR 64 dan lainnya, sepertinya agak lebih tahan karena hama wereng di rumpun padi jenis tersebut tidak sebanyak di rumpun padi jenis Logawa," katanya.
Meski demikian dia memperkirakan, serangan hama tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil panen. "Padi Logawa yang kami tanam di lahan seluas 10 hektare dengan metode hazton, tinggal menunggu sekitar dua pekan lagi untuk panen. Kalau pun ada penurunan produksi, saya kira tidak sampai 20 persen," jelasnya.