Jumat 26 Feb 2016 23:28 WIB

Mengenal Calon Presiden FIFA, Mosima Gabriel 'Tokyo' Sexwale

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Didi Purwadi
FIFA
Foto: REUTERS
FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Lima kandidat pemangku jabatan tertinggi di induk sepak bola dunia, FIFA, sudah berkumpul di Markas FIFA di Kota Zurich, Swiss, Jumat (26/2). Keberadaan mereka di kota tersebut ialah untuk mengikuti voting pemilihan Presiden FIFA yang baru.

Mereka adalah Jerome Champagne, Gianni Infantino, Mosima Gabriel "Tokyo" Sexwale, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa, dan Pangeran Ali. Berikut profil singkat kelima calon pengganti Sepp Blatter yang tahun lalu dinonaktifkan dari FIFA tersebut.

3. Mosima Gabriel "Tokyo" Sexwale

Sosok yang kurang akrab dengan dunia kepengerusan FIFA, namun punya peranan penting dalam hal penanganan diskriminasi di kancah sepak bola. Bekal pengalamannya yang pernah menjadi bagian FIFA di dalam satuan tugas antidiskriminasi membuat Tokyo percaya diri akan terpilih.

Eks anggota panitia penyelenggara Piala Dunia Afrika Selatan 2010 ini memang punya peranan penting hingga sepak bola kini dikenal dengan slogan antiracism-nya.

Menjadi calon satu-satunya asal Afrika, pria 62 tahun ini ingin memperbaiki nama baik FIFA dengan semangat perjuangan benua hitam. Menurut dia, FIFA kini sudah tercoreng oleh aksi para terduga korupsi yang setahun terakhir membuat kredibilitas induk sepak bola dunia itu mulai miring.

Hal menarik dari Tokyo adalah, dia merupakan bekas tahanan politik yang cukup lama menghabiskan waktu dalam kurungan. Terhitung sejak tahun 1976, dia dipenjara hingga 1990 karena dituduh melakukan terorisme dan konspirasi penggulingan pemerintah antikulithitam saat itu.

Kini, pria yang hobi karate sehingga dipanggil Tokyo itu membawa sebuah misi perubahan konkret yang berkaitan dengan dana. Yakni, sponsor sebuah Timnas boleh memajang logo mereka di jersey pemain saat berlaga.

Hal ini akan Tokyo buat kebijakannya agar Timnas dan FIFA bisa mendapat tambahan dana segar demi pembangunan sepak bola dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement