REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dalam pemilihan parlemen Iran terdapat dua kubu utama, yakni kelompok reformis dan moderat serta kubu konservatif garis keras. Namun calon dari kubu reformis dan moderat telah dibatasi dalam pemilihan kali ini.
Kelompok reformis merupakan kubu yang mencari perubahan demokratis lebih besar dan moderat dengan mendukung Presiden Hassan Rouhani. Mereka berhadapan dengan kelompok garis keras yang menentang kesepakatan nuklir dan keterbukaan hubungan Iran dengan Barat.
Calon dari kubu reformis telah dibatasi ikut pemilihan oleh Dewan Pengawal. Pembatasan berarti mereka tak mungkin memenangkan mayoritas sendirian. Tapi blok substansial akan berarti pergeseran baru dalam politik Iran.
Jumlah pemilih tinggi diperkirakan cenderung akan membantu mengembalikan perwakilan reformis dan moderat dalam jumlah signifikan. Keberadaan reformis di parlemen diperlukan untuk mengurangi kemampuan kelompok garis keras Iran memblokir agenda Rouhani mereformasi ekonomi, sosial dan politik.
Pekan lalu, Dewan Pengawal mendiskualifikasi hampir setengah dari 12 ribu calon. Sementara sebanyak 6.229 calon diizinkan untuk ikut kontes termasuk 586 wanita atau 9,4 persen dari total calon.
Para calon anggota parlemen ini hanya memiliki waktu satu pekan untuk kampanye, yakni dari 18 Februari hingga Rabu (24/2) lalu. Di antara masalah yang paling mendesak dalam pemilu adalah ekonomi, urusan luar negeri, dan hak asasi manusia.
Pada 2015, negara menghadapi inflasi 15,3 persen. Diperkirakan 25 persen dari kaum muda Iran menganggur.