REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan pimpinan teroris Asia Tenggara Nasir Abbas dalam orasi singkat di hadapan ratusan pengurus dan anggota Kosgoro Sulawesi Selatan mengungkapkan rasa syukur telah disadarkan mengenai aksi brutalnya itu.
"Rasa syukur saya itu, karena rencana besar untuk melakukan teror di Asia Tenggara pada 2013 itu gagal setelah Pak Saud Usman menangkap saya," ujarnya saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan di Balai Jenderal Muh Yusuf Makassar, Jumat (26/2).
Nasir Abbas mengatakan, dirinya merupakan guru Imam Samudra serta guru dari para teroris terkenal lainnya di Asia dan telah banyak menciptakan banyak kamp latihan bagi para pemuda. Di hadapan seribuan pengurus dan anggota Kosgoro itu, dia menyampaikan perasaannya saat memimpin kelompok Mujahiddin di beberapa wilayah di Asia Tenggara sebagai otak kelompok teroris.
Dia mengungkapkan, dirinya adalah Ketua Mantiqi III untuk mengatasi wilayah di Asia Tenggara, seperti Sabah Malaysia, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan beberapa wilayah lainnya.
"Jadi wilayah-wilayah ini diamanahkan ke saya untuk dijadikan sebagai tempat atau pintu masuk militer Jamaah Islamiyah. Jadi cara kerjanya itu, memanfaatkan konflik yang terjadi seperti di Poso," katanya.