REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Banjir akibat luapan Sungai Kalikemuning di Kota Sampang, Jawa Timur, semakin meluas. Selain itu, ketinggian air yang merendam permukiman warga juga semakin tinggi.
"Saat ini ketinggian air hampir mencapai 1 meter, bahkan ada yang sudah mencapai 1,5 meter," kata warga Kota Sampang Mahrus Miyanto di Sampang, Sabtu (27/2).
Mahrus melanjutkan, karena itu warga terdampak banjir, kini berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan adanya banjir susulan yang lebih besar. Genangan banjir di Kota Bahari itu semakin tinggi, setelah kondisi air laut pasang, sejak sekitar pukul 23.30 WIB.
Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Kalikemuning itu terjadi sejak Jumat (26/2) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, genangan air hanya terjadi di sejumlah ruas jalan di dalam Kota Sampang, seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan Syuhada dan di Jalan Melati.
Pada sore hari, genangan air mulai memasuki pekarangan rumah warga, dengan ketinggian genangan air antara 30 cm hingga 40 cm. "Mulai tengah malam tadi, banjir semakin meluas dan genangan semakin tinggi, karena air laut pasang. Posisi kota ini, kan lebih rendah dari permukaan air laut," jelasnya.
Sementara, petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), TNI dan Polri sudah siaga di lokasi banjir. Mereka memantau perkembangan banjir di sepanjang Sungai Kalikemuning.
Para petugas gabungan ini juga mendatangi rumah-rumah warga, menyampaikan imbauan agar warga sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kepala BPBD Sampang Wisnu Hartono memperkirakan, puncak banjir akan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
"Makanya, kami mengimbau agar warga sebaiknya mengemasi barang-barangnya untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Banjir yang terjadi di Kota Sampang, Madura, Jawa Timur kali ini merupakan kali kedua selama Februari 2016. Sebelumnya banjir juga menggenangi ribuan rumah warga di enam desa/kelurahan, dan menyebabkan seorang warga teras karena terseret arus banjir