Sabtu 27 Feb 2016 18:45 WIB

Mubalighah Bandung Tolak Keras LGBT

Rep: C26/ Red: Ilham
Aksi menolak LGBT
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Aksi menolak LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kumpulan ustadzah yang tergabung dalam Mubalighah Bandung sepakat menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Pasalnya, aktivitas ini diharamkan di dalam Islam.

Hal ini disampaikan dalam sebuah kegiatan Dirosah Syar'iyyah Syahriyyah yang diselenggarakan oleh Muslimah DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat di Darul Hikam, Bandung, Jawa Barat pada pada hari Jum'at (26/2). Tema diskusi kali ini adalah "Syariah Islam Memberantas LGBT, Selamatkan Generasi".

Koordinator Lajnah Khusus Ustadzah dan Mubalighah Muslimah DPD I HTI Jabar, Rina Komara mengatakan, LGBT harus ditolak. Tidak ada toleransi apapun karena melanggar ajaran Islam.

Rina menyebutkan, dalam Islam, perbuatan homoseksual hukumnya haram. Jika sesuai syariat Islam, maka mereka yang melanggar akan mendapatkan hukuman berat.

"Pelakunya harus dibunuh sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad yang berbunyi 'Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah subjek dan objeknya'," katanya.

Menurutnya, sesuai hukum Islam, pelaku lesbian dikenai hukuman ta'zir (bentuk hukumannya diserahkan kepada Khalifah). Sedangkan sanksi bagi pelaku transgender adalah hukuman mati jika dengan sesama laki-laki.

LGBT kini menurutnya tengah marak di kalangan generasi muda Indonesia. Penyebarannya juga tidak menutup kemungkinan menyasar pada Muslim.

Ia menilai LGBT tak lagi sembunyi-sembunyi, melainkan menampakkan aktivitasnya secara terang-terangan. Jumlah mereka pun tiap tahunnya meningkat dan terus mengkampanyekan legalisasi. "Mereka berusaha masuk ke ranah akademik dan politik. Tujuannya agar masyarakat dapat bersikap toleran dan menerima keberadaan mereka," katanya.

Keberadaan gerakan LGBT ini jika terus dibiarkan, ujar dia, dapat mengakibatkan banyak dampak buruk. Di antaranya liberalisasi generasi, penularan penyakit seksual, bahkan depopulasi. "Kita akan kehilangan generasi pejuang yang tangguh. Oleh karena itu, LGBT harus diberantas," katanya.

Untuk memberantas LGBT, maka menurutnya solusi satu-satunya adalah dengan menerapkan pemahaman Islam yang baik. Mulai di level individu, keluarga, lingkungan, maupun negara. Keluarga akan mendidik anak secara Islam dan negara akan menerapkan Islam secara sempurna. Termasuk menerapkan sanksi bagi pelanggar Syariat Islam, termasuk pelaku LGBT.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement