REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslimah Jepang mencoba lawan prasangka terhadap hijab. Dilansir dari Asahi Shimbun, Sabtu (27/2), selain berusaha menjelaskan pada masyarakat hijab dikenakan untuk menjaga seorang Muslimah, komunitas wanita Muslim di Shibuya, Tokyo tersebut coba mempromosikan hijab sebagai pakaian modis.
Promosi tersebut bertujuan meningkatkan ketertarikan masyarakat dan memperkuat pertukaran pikiran antara Muslim dan masyarakat Jepang. Akhir Januari, sekitar 100 orang berkumpul di salah satu masjid terbesar di Jepang, Tokyo Camii. Di sana para pengunjung diperbolehkan mencoba hijab.
Acara bertajuk 'Satu Hari dalam Hijab' itu diprakarsai empat wanita Muslim yang telah lama tinggal di Jepang, Arisa Sakamoto, Okamoto Amna Balouch, dan dua kawan mereka.
Acara tersebut mendapat respon positif. Salah seorang pengunjung, Ayano Oki, yang datang bersama temannya akhirnya menemukan jawaban sesungguhnya dari alasan Muslimah mengenakan hijab.
"Saya dulu menganggap wanita Muslim dipaksa (untuk mengenakan hijab, red), maka saya sangat terkejut mengetahui ini adalah tentang pilihan pribadi," ujar Oki. "Acara ini adalah kesempatan bagus bagi saya (untuk belajar tentang Islam, red) karena saya tidak memiliki kawan beragama Muslim."
Semakin banyak warga non-Muslim Jepang yang menunjukkan ketertarikan terhadap fashion bernuansa Islami. Faktanya, dalam acara di Tokyo Camii tersebut setengah pengunjungnya adalah non-Muslim. Ramainya acara tersebut pun membuat para penyelenggara terkejut.
Balouch, sebagai satu dari empat penyelenggara, kaget dengan besarnya ketertarikan terhadap acara itu dan sangat banyak yang ingin belajar tentang Islam. "Mereka yang mengenakan hijab tidak tertekan atau dipaksa, dan mereka sama seperti wanita lain, penuh dengan harapan dan mimpi," tukas Balouch.
"Saya percaya para pengunjung memahami poin itu."