REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Ni Wayan Manik mengakui vaksin Inactivited Polio Vaccine (IPV) atau dikenal dengan vaksin suntik lebih efektif daripada Trivalent Oral Polio Vaccine (TOPV) atau vaksin tetes.
“Karena IPV itu virusnya sudah mati, inactivated, sedangkan TOPV merupakan virus yang dilemahkan. Sehingga lebih baik untuk kekebalan tubuh,” tuturnya, Sabtu (27/2).
Sementara itu, ucap Manik, pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pada 8-15 Maret mendatang Dinkes Kabupaten Tangerang masih menggunakan TOPV untuk diberikan kepada sekitar 395 ribu bayi usia 0-59 tahun. Kemudian pada bulan April, TOPV akan ditarik kemudian diganti dengan Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV). BOPV tersebut menghilangkan polio 2 dan hanya menyisakan polio 1 dan polio 3, demi efektivitas fungsi vaksinasi tersebut.
Kemudian pada bulan Juli nanti, pada saat pemberian oral polio yang keempat untuk bayi usia empat bulan akan diperkenalkan IPV tersebut. Secara bertahap masyarakat akan diperkenalkan vaksin yang lebih efektif tersebut.
“Kalau di Yogyakarta jenis vaksin ini sudah sejak lama digunakan. Intinya kami berharap, cita-cita 2020 Indonesia bebas polio terwujud,” ujarnya.
Tidak hanya itu, saat ini pemerintah lebih memperhatikan kualitas vaksin yang akan diberikan. Jika zaman dahulu termos es masih sering digunakan untuk membawa vaksin tersebut ke pos PIN, saat ini sudah tidak diperbolehkan lagi. Vaksin yang sangat sensitif suhu akan disimpan di wadah khusus agar suhunya terjaga.
Vaksin yang sudah tercemar suhunya akan impoten. Sehingga vaksin tersebut sudah tidak berfungsi lagi sebagai kekebalan tubuh.