REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antusiasme masyarakat terhadap film "Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)" masih tinggi. Meski jadwal penayangan reguler di bioskop telah usai, gelombang nonton bareng (nobar) di beberapa kota masih terus mengalir.
Ending cerita film membuat penasaran banyak penonton. Antara rela atau tidaknya sang tokoh utama, Gagah yang diperankan oleh Hamas Syahid akan pergi untuk selamanya, cerita hijrahnya Gita sang Dik Manis, perjalanan menebar kebaikan Yudhistira di angkutan umum dan tempat-tempat tak biasa.
Serta kemunculan Nadia, sang inspirator bagi Gita serta lika-liku preman Insyaf yang mencoba Istiqomah. Semua itu akan terjawab di film "Ketika Mas Gagah Pergi Part 2" yang direncanakan tayang bulan Mei 2016.
Untuk menjawab antusiasme masyarakat tersebut, akan digelar "KMGP Week" pada 11 hingga 13 Maret di Blitzmegaplex Grand Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/2).
Acara ini merupakan rangkaian dari program promo "Road to KMGP Part-2" sekaligus mengakomodir permintaan dari masyarakat yang ingin menonton dan menikmati lagi film ini.
Event ini diadakan oleh Indobroadcast Production selaku rumah produksi bekerjasama dengan Blitzmegaplex sebagai salah satu jaringan bioskop di tanah air.
Mulai dari workshop singkat seputar produksi film Ketika Mas Gagah Pergi yang disampaikan Helvy Tiana Rosa sebagai produser dan penulis novel, Firmansyah sebagai sutradara dan Fredy Aryanto, penulis skenario.
Serta yang pasti nonton bareng film KMGP hingga meet and greet bersama para pemain utamanya, Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, Izzah Ajrina dan beberapa artis lainnya.
Acara ini juga dalam rangka memperingati milad cerita KMGP yang ditulis Helvy Tiana Rosa pertamakali 11 Maret 1992. Menariknya, tanggal 11 Maret juga berbarengan dengan hari kelahiran Hamas Syahid, pemeran Mas Gagah.
Sebagai salah satu film Indonesia pembuka di awal tahun 2016, KMGP The Movie mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari Menteri agama Lukman Hakim, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, tokoh masyarakat Adhyaksa Dault, Din Syamsudin, Ketua Komisi Seni Budaya MUI Bp Habiburrahman El Shirazy, Ustaz Erick Yusuf, dan masih banyak lagi.
Bahkan Wali Kota Bogor, Bima Arya menyatakan dalam skala 1 sampai 10, ia memberikan nilai 9,5 nilai untuk film KMGP.