REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mayoritas tenaga kerja di Kabupaten Kudus terserap di sektor industri rokok. Hal ini disampaikan Bupati Kudus di sela peringatan hari ulang tahun Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KDPSI) di Kudus, Jawa Tengah, Ahad (28/2).
Bupati Kudus, Musthofa mengatakan, mayoritas tenaga kerja di wilayahnya memang terserap di industri rokok. Kudus memang dikenal sebagai kota kretek di Indonesia. Sebab, banyak pabrik rokok yang berdiri di Kudus. Yang paling besar, kata Musthofa, pabrik rokok paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pabrik rokok Djarum.
“Mayoritas di industri rokok, Djarum yang paling banyak,” ujar Musthofa pada Republika, Ahad (28/2).
Musthofa melanjutkan, dari total jumlah tenaga kerja di Kudus sekitar 120 ribu orang, sekitar 60 ribu orang terserap di sektor industri rokok. Namun, Musthofa menjamin tidak ada gejolak buruh di Kudus. Sebab, pola pendekatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten menempatkan pekerja dan perusahaan sebagai sebuah satu keluarga.
Pemerintah, imbuh Musthofa, selalu memfasilitasi pekerja dan perusahaan untuk bersilaturahim dan berkomunikasi. Termasuk untuk menetapkan besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Silaturahim antara pekerja dan perusahaan ini riil terjadi di Kudus. Namun, kata Politikus PDIP ini, Pemkab Kudus masih memiliki tanggungjawab untuk mendidik pekerja agar tidak terus menerus menjadi buruh. Yaitu, dengan mendidik untuk memanfaatkan waktu sisa setelah jam kerja.
“Selain itu, mereka yang belum bekerja kita bantu untuk berwiraswasta,” tegas dia.