REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANg -- Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan banjir yang melanda 10 desa akibat sungai dan situ mengalami pendangkalan sehingga air meluap hingga merendam pemukiman penduduk.
"Kami berupaya untuk meminta pemerintah pusat mengeruk sungai dan situ karena merupakan kewenangan mereka," kata Ahmed Zaki Iskandar, Ahad (28/2).
Di sela-sela kunjungan ke lokasi banjir di Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, dia mengatakan terus mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengeruk sungai agar air lancar dan ketika hujan tidak banjir.
Dia telah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat agar kewenangan pemeliharaan sungai dan situ itu diserahkan ke pemerintah daerah supaya lebih terawat. Tetapi, hal tersebut belum ditanggapi secara serius. Alhasil, di musim penghujan tahun ini, Tangerang harus merasakan banjir.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Teteng Jumara mengatakan banjir merendam ribuan rumah warga yang tersebar pada 10 desa dengan ketinggian air 40 cm hingg 80 cm.
Teteng mengatakan warga yang rumahnya terendam sudah dievakusi ke lokasi aman seperti rumah ibadah dan sekolah. Akibat banjir juga merendam badan jalan di Desa Gelam, Kecamatan Pasar Kemis dan di perbatasan dengan Kota Tangerang.
Desa yang terendam diantaranya yakni Desa Kadu Agung dan Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa akibat meluap Sungai Cimanceuri. Daerah lain yang terendam adalah Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa dan Desa Jengkol, Kecamatan Kresek, Perumahan Permata, Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rajeg.
Bahkan air mengenangi rumah penduduk di Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Desa Pagedangan Ilir, Kecamatan Kronjo.