REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenpora mengatakan kajian rencana pencabutan Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI yang sebelumnya dirancang untuk diumumkan pada Jumat akhirnya ditunda sehingga dipaparkan pada Senin (29/2). Hal itu dilakukan setelah, Menpora Imam Nahrawi bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Salah satu syarat pencabutan SK pembekuan tersebut memiliki syarat yaitu adanya Kongres Luar Biasa (KLB). Terkait soal syarat ini, setiap klub memiliki pendapat yang berbeda, termasuk Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus mengaku tidak setuju dengan adanya KLB lagi sesuai dengan permintaan Kemenpora agar persepakbolaan kembali aktif. Menurut Ferry, penyelenggaraan KLB hanya akan menghabiskan dana dan energi saja. Apalagi KLB dapat membidani kelahiran dualisme klub dan juga federasi.
Kemudian, Ferry mengatakan jika KLB bukanlah solusi tepat untuk persepakbolaan Indonesia yang tengah mati suri tersebut. "Buat apa sih KLB, yang kami (klub) minta kan kompetisi berjalan lagi, bukan pengurus baru," kata Ferry Paulus, saat ditemui di Hotel Park Lane.
Pria asal Manado itu menambahkan jika klub-klub Liga Super Indonesi (ISL) dan juga Divisi Utama (DU) memilik keinginan yang sama dan tak bisa ditawar lagi, yakni pencabutan SK pembekuan PSSI secepatnya. Maka dengan dicabutnya, SK pembekuan tersebut, maka secara tidak langsung seluruh kompetisi Liga Indonesia kembali berjalan lagi.
Selain itu, dengan tidak berlakunya SK tersebut, operator kompetisi PT Liga Indoneesia dan PT Gelora Trisula Semesta tak akan kesulitan lagi untuk menggelar turnamen diberbagai level.
Ferry juga mengeluhkan dengan tidak kunjungnya dicabut SK pembekuan tersebut, yang hampir satu tahun, telah banyak menelan kerugian. "Sebaiknya SK dicabut aja dulu. Jelas kami sudah banyak kerugian karena kompetisi tidak ada. Sponsor juga sulit masuk," tutur Ferry.