REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Konflik di Afrika Tengah, nampaknya belum cukup menyiksa para warganya. Di saat banyak rumah hangus dan dijarah akibat puncak perang sipil, pasukan penjaga perdamaian PBB yang harusnya melindungi mereka justru melecehkan dan memanfaatkan perempuan dan anak-anak perempuan di sana.
Para penjaga perdamaian PBB di Afrika Tengah ini, terlibat skandal terbesar pelecehan seksual sejak ditempatkan di sana pada 2014. Secara resmi para penjaga perdamaian dituduh melakukan pelecehan maupun eksploitasi seksual pada 42 warga sipil lokal.
kebanyakan dari mereka merupakan gadis di bawah umur. Tapi tampaknya korban sebenarnya jauh melebihi laporan resmi PBB sejauh ini.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menyebut skandal ini sebagai 'kanker' dalam sistem mereka. Pada Agustus lalu, pejabat tinggi PBB telah dipecat karena gagal menindak kasus pelecehan itu.
Hampir 1.000 tentara yang unitnya terkait pelanggaran telah diusir atau akan segera diusir. Di antara mereka adalah seluruh kontingen dari Republik Demokratik Kongo.