REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Pergerakan tanah di Dusun Bangbayang, Desa Bungurberes, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan, semakin parah. Warga berharap pemerintah segera merelokasi mereka.
Pergerakan tanah yang paling parah di antaranya terjadi di belakang rumah milik Ateng Rohanda (52 tahun), di RT 09 RW 03 Dusun Bangbayang. Kondisi itu makin meluas ke sekitar rumah warga lainnya, Iding Rusnandi (53). Bahkan, sebagian halaman rumah milik Iding telah terseret dengan lebar 2,5 meter dan panjang delapan meter.
Salah seorang relawan penanggulangan bencana di Dusun Bangbayang, Maman menjelaskan, kondisi pergerakan tanah di Dusun Bangbayang semakin parah di musim penghujan seperti sekarang. ''Makanya hampir setiap hari saat hujan turun dengan deras, warga harus diungsikan,'' kata Maman.
Salah seorang warga Dusun Bangbayang, Nuryati berharap Pemkab Kuningan segera melakukan relokasi ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, dusun yang ditinggalinya itu sudah tak aman lagi. ''Bencana bisa datang kapanpun,'' kata Nuryati.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menyebutkan, Dusun Bangbayang terdiri dari 80 KK atau sekitar 195 jiwa yang menempati sekitar 70 rumah. Saat ini, puluhan rumah tersebut terancam ambruk.
''Selama Februari ini saja, pergerakan tanah sudah terjadi tiga kali dan menyebabkan retakan tanah yang cukup besar,'' kata Agus. Pergerakan tanah di Dusun Bangbayang tersebut akan memicu terjadinya longsor.
Agus menyatakan, sudah ada rekomendasi agar 80 KK di Dusun Bangbayang segera direlokasi. Pemerintah sudah menemukan satu lahan yang cocok untuk tempat relokasi. Jaraknya pun tak jauh, yaitu hanya dua kilometer dari tempat tinggal warga saat ini. ''Tapi lahan itu milik Perhutani. Kami masih melakukan penjajakan dengan mereka,'' kata Agus.