REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Memasuki musim penghujan, harga sayuran di sejumlah pasar tradisonal merangkak naik. Beberapa diantaranya bawang merah, kentang, kangkung, dan cabe rawit. Kenaikan ini membuat ibu-ibu rumah tangga menjerit.
Siti Romilah (46 tahun), ibu rumah tangga asal Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, mengatakan, bawang merah asalnya Rp 24 ribu per kilogram naik menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Begitu pula dengan kentang, mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 15 ribu per kilogram.
"Kalau penghujan ini disebutnya musim paceklik. Tetapi, harga-harga sayuran malah naik," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (28/2). Dengan kenaikan ini, lanjutnya, sebenarnya ibu-ibu rumah tangga agak was-was. Apabila harga sayuran naik, khawatir mendongkrak kenaikan harga sembako contohnya beras, minyak serta telur ayam.
Karena itu, seharusnya pemerintah segera intervensi. Supaya, kenaikan harga sayuran ini tidak berdampak pada naiknya harga sembako. Sebab, bila sembako naik, maka ibu rumah tangga akan semakin menjerit lagi.
Sementara itu, Asep Supriadi (36 tahun), pedagang sayur di Pasar Rebo, mengatakan, kenaikan harga sayuran saat musim penghujan sudah biasa. Sebab, stok dari petaninya minim. Sedangkan permintaan tinggi. Makanya, harga sayuran melambung tinggi."Kalau musim penghujan, biasanya banyak petani yang gagal tanam. Jadi, stoknya minim. Sehingga, harganya melambung tinggi," ujarnya.
Sayuran yang naik ini, di antaranya wortel, kentang, buncis, kangkung, bawang merah, dan cabe merah, dan cabe rawit. Tetapi, saat ini kenaikannya masih wajar.