REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naiknya permukaan air Sungai Angke Hulu berpotensi menimbulkan bencana banjir bagi wilayah DKI Jakarta. Ini menyusul hujan deras yang melanda Ibu Kota sejak Ahad (28/2), dinihari tadi.
"Hujan telah menyebabkan genangan dan banjir di beberapa tempat. Bahkan, satu orang balita meninggal dunia akibat terseret arus banjir," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Ahad (28/2).
Banjir kembali mengancam menyusul naiknya tinggi permukaan Sungai Angke Hulu pada level siaga 2 alias kritis dengan ketinggian air 255 sentimeter. Ketinggian muka air ini berpotensi menimbulkan banjir di sekitar Duri Kosambi, Rawa Buaya, dan Cengkareng.
Sementara, naiknya muka air Sungai Pesanggrahan ke siaga 3 juga mengancam daerah-daerah di sekitar bantaran sungai. Kawasan seperti Cirendeu Permai, Pondok Pinang, IKPN Bintaro, Cipulir, Ciledug Raya, Sukabumi Selatan, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Kedoya Selatan, Rawa Buaya, Kembangan, Kedoya Utara, Cengkareng, dan Kapuk Muara akan terendam air.
Begitu pula siaga 3 di pintu air Katulampa yang mengalir ke Sungai Ciliwung. Itu mampu menyebabkan banjir di sekitar bantaran sungai Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Cawang, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.
Sementara, sejak pagi hingga malam, air telah menggenangi empat wilayah di Jakarta. Ketinggian air yang menggenangi empat wilayah itu juga beragam.
Berdasarkan data yang didapat dari BNPB hari ini, sebanyak 11 wilayah di Jakarta Barat digenangi air dengan ketingguan mulai dari 20-70 sentimeter. Air juga memenuhi 16 kawasan di Jakarta Timur dengan ketinggian mulai dari 10-60 sentimeter.
Genangan juga terjadi di tujuh wilayah Jakarta Selatan dengan ketinggian beragam mulai dari 10-80 sentimeter. Sementara di Jakarta Utara genangan air dengan ketinggian 5-25 sentimeter terjadi di sembilan wilayah.