REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras mengguyur wilayah Sampang, Madura, Jawa Timur, sejak Jumat (26/2) siang. Dampaknya, Sungai Kemuning meluap lantaran tak mampu menerima debit air di kawasan hulu di Sampang Utara. Apalagi, air laut yang pasang kian membuat tinggi permukaan tanah Kota Sampang rentan banjir.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Wisnu, jumlah pengungsi akibat banjir tersebut tetap sejak Sabtu (27/2) lalu, yakni 11.468 kepala keluarga (KK) atau 34.225 jiwa. Banjir yang meliputi 13 kelurahan/desa di Kabupaten Sampang itu pagi ini, Ahad (28/2), sempat surut.
"Kalau jumlah pengungsi, tetap Untuk kondisi banjir, tadi pagi sempat surut, tapi sore ini malah naik lagi," ujar Wisnu saat dihubungi, Ahad (28/2) sore.Perincian mengenai sebaran daerah asal pengungsi meliputi:
1. Desa Tanggumong (700 KK, 3.000 jiwa).
2. Desa Kamoning (810 KK, 2.400 jiwa).
3. Desa Pangelen (850 KK, 3.000 jiwa).
4. Desa Paseyan (750 KK, 2.300 jiwa).
5. Desa Panggung (700 KK, 3.000 jiwa).
6. Desa Banyumas (200 KK, 700 jiwa).
7. Desa Gunungmadah (750 KK, 3.500 jiwa).
8. Kelurahan Gunung Sekar (3.000 KK, 9.000 jiwa).
9. Kelurahan Rongtengah (1.500 KK, 6.000 jiwa).
10. Kelurahan Polagan (428 KK, 700 jiwa).
11. Kelurahan Karang Dalem (100 KK, 375 jiwa).
12. Kelurahan Banyuanyar (80 KK, 250 jiwa).
13. Kelurahan Dalpinang (1.600 KK, 5.000 jiwa).
Bupati Sampang telah menetapkan status Tanggap Darurat Banjir yang berlaku sejak 12 Februari 2016 sampai 12 Maret 2016. "Kami (BPBD Kabupaten Sampang) sudah membangun dapur umum. Lokasi pengungsian telah disiapkan di Pendopo Sampang. Masyarakat yang mau mengungsi ditampung di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang. Sebagian memilih menumpang ke (kediaman) sanak saudara yang tidak kebanjiran," kata dia.
Pasokan bahan makanan atau sembako terus dikirimkan ke tempat pengungsian hingga malam nanti. (Hasanul Rizqa)