Senin 29 Feb 2016 07:55 WIB

Polisi Bidik Oknum PLN Terkait Pencurian Listrik Daeng Aziz

Pengacara tersangka kasus prostitusi Abdul Aziz atau Daeng Aziz, Razman Arif Nasution (kiri), menjawab pertanyaan wartawan saat tiba di Krimum Polda Metro Jaya Jakarta, Jumat (26/2).
Foto: Antara/Reno Esnir
Pengacara tersangka kasus prostitusi Abdul Aziz atau Daeng Aziz, Razman Arif Nasution (kiri), menjawab pertanyaan wartawan saat tiba di Krimum Polda Metro Jaya Jakarta, Jumat (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polres Metro Jakarta Utara membidik dugaan keterlibatan oknum pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait pencurian aliran listrik yang menyeret pengusaha tempat hiburan malam Abdul Aziz alias Daeng Aziz.

"Seperti saya bilang, kami tidak akan diam, kami akan cek," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Daniel Bolly Tifaona di Jakarta, Senin (29/2).

Bolly mengatakan, pengacara Aziz menyampaikan informasi adanya dugaan praktik pembiaran yang dilakukan oleh oknum PLN terkait pencurian aliran listrik itu. Bolly akan memastikan dugaan tersebut dengan melakukan penyelidikan, termasuk persoalan izin pemasangan saluran listrik di tempat usaha milik Daeng Aziz.

Terkait penahanan Daeng Aziz karena khawatir terjadi pengerahan massa saat penertiban Kalijodo, Bolly menegaskan bahwa hal itu tidak ada kaitannya. "Dia (Aziz) juga tidak mengerahkan massa atau akan melakukan penolakan. Tidak ada titah (perintah) seperti itu," ungkap Bolly.

Petugas Polres Metro Jakarta Utara mengamankan Daeng Aziz di tempat indekos Sentral, Jalan Antara 19 Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/2) pukul 13.00 WIB. Dia dijadikan tersangka terkait dugaan pencurian aliran listrik yang merugikan keuangan negara hingga Rp 500 juta per tahun.

Polda Metro Jaya juga membidik Daeng Aziz sebagai tersangka dugaan kasus tindak pidana prostitusi dan muncikari di kawasan Kalijodo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement