REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Berbagai ajang budaya baik yang bertaraf nasional maupun internasional yang digelar belum mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Solo.
"Ya sementara ini ada 13 'event' yang bertaraf nasional maupun internasional yang digelar tetapi juga masih belum menjadikan daya tarik bagi wisatawan utamanya wisatawan asing," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkot Surakarta Eny Tyasni Suzana kepada wartawan di Solo, Senin (29/2).
Eny mengaku Disbudpar akan terus berupaya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke kota tersebut.
"Ya kalau wisatawan dalam negeri peningkatannya cukup signifikan. Hanya saja untuk wisatawan asing masih sangat jarang," kata Eny.
Disbudpar juga terus melakukan promosi bekerja sama dengan hotel-hotel berbintang dan biro-biro perjalanan yang banyak melayani pelanggan dari luar negeri.
Disbudpar juga mulai aktif dalam mengikuti berbagai ajang internasional selain juga menggunakan media sosial untuk promosi.
Eny mengatakan anggaran yang dialokasikan Pemkot untuk menggelar ajang berkelas nasional maupun internasional cukup terbatas.
"Ya, kalau anggarannya, terbatas, sebab dari kebutuhan kita untuk 'mensupport' (mendukung) 'event' ini dibutuhkan lebih dari Rp 10 miliar. Sedangkan tahun ini saja untuk keseluruhan 'event', kita hanya diberikan anggaran sebesar Rp5 miliar saja," katanya.
Ia mengatakan 13 ajang berskala nasional dan internasional itu tidak semua diberikan dukungan anggaran dari Pemkot Surakarta.
Beberapa ajang yang mendapat alokasi anggaran dari Pemkot Surakarta yakni Solo Culinary Festival, Grebeg Sudiro, Solo International Performing Art (SIPA) dan Solo Batik Carnival (SBC) meski tidak menutup seluruh biaya.
"Sebab anggaran kita terbatas. Namun biasanya kita memberikan rekomendasi agar mereka mampu mencari sponsor dana secara mandiri. Biasanya bantuan kita lebih ke arah sana," jelasnya.
Ia mengatakan untuk pertanggungjawabannya, selalu ada pelaporan pada Pemkot, hanya saja jika dukungan dana berasal dari pihak lain, biasanya pertanggungjawaban dana dilaporkan pada pemberi dana.
"Laporan pertanggungjawaban yang dilaporkan pada kita hanya yang mendapat alokasi dana dari Pemkot. Kalau dapatnya dari sponsor ya laporannya ke sponsor. Kita biasanya sudah tidak menerima laporan pertanggungjawaban," katanya.
Ajang berskala nasional dan internasional yang digelar di Solo tahun 2016 adalah Festival Jenang, Haul Habib, Solo Culinary Festival, Solo 24 Jam Menari, Solo Investment Trade and Tourism Expo (Sittex), SBC, SIPA, Festival Payung, Solo City Jazz, Srawung Seni Sakral, Solo Batik Fashion, Bamboo Biennale, dan Festival Topeng.