REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah menyatakan bisnis e-commerce atau penjualan melalui jaringan internet terus tumbuh.
"Dari total transaksi Rp150 triliun di 2014, pada 2015 menembus Rp240 triliun," kata Ketua Asperindo Jateng Tony Winarno, Senin (29/2).
Menurut dia, peningkatan tersebut merupakan dampak dari bisnis e-commerce yang sudah menjadi hal jamak bagi masyarakat di Indonesia. Meski tumbuh baik, pihaknya berharap pada tahun ini capaian tersebut tumbuh antara 5-6 kali lipat dari capaian tahun lalu.
Untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya berupaya menerapkan Undang-Undang (UU) nomor 8 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Yang ingin kami sosialisasikan kepada para pelaku UMKM ini adalah agar mereka mulai menerapkan penjualan melalui online atau jaringan internet. Mereka tidak perlu memiliki website sendiri tetapi cukup bekerja sama dengan online marketing," katanya.
(Baca juga: Menkominfo Perkirakan Transaksi E-Commerce Capai 25 Miliar Dollar)
Beberapa online marketing yang menyediakan ruang untuk penjualan produk UMKM di antaranya tokopedia.com dan lazada.com. Pihaknya berharap, para pelaku UMKM dapat mengoptimalkan ruang tersebut.
"Paling tidak kita bisa mengikuti Tiongkok. Pencapaian transaksi penjualan melalui e-commerce di negara tersebut pada tahun 2015 mencapai Rp5.200 triliun," katanya.
Menurut dia, mayoritas usaha yang penjualannya melalui e-commerce di negara tersebut adalah usaha rumahan. Oleh karena itu, pelaku UMKM di Indonesia tidak perlu berkecil hati.
"Dalam hal ini, pelaku usaha jangan berharap Pemerintah mendukung secara habis-habisan. Pada dasarnya, sudah banyak kebijakan Pemerintah yang sifatnya melindungi perdagangan dan produk dalam negeri. Bagaimanapun juga, kita harus bergerak dengan menciptakan pasar sendiri salah satunya melalui sistem online," katanya.