Senin 29 Feb 2016 21:55 WIB

Investor Cina Antre Layanan Izin Investasi Tiga Jam

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri), Deputi Bid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal M Azhar Lubis (kanan) berbicara saat Realisasi Investasi 2015 di Jakarta, Kamis (21/1).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri), Deputi Bid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal M Azhar Lubis (kanan) berbicara saat Realisasi Investasi 2015 di Jakarta, Kamis (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, hingga 18 Februari 2016 tercatat ada lima perusahaan asal Cina yang telah memanfaatkan kemudahan layanan izin investasi tiga jam. Dari jumlah tersebut, tercatat nilai investasi yang berhasil difasilitasi mencapai 2,34 miliar dolar AS.

"Sekarang ada peningkatan yang cukup positif, sebelumnya selama satu pekan layanan izin investasi 3 jam ini hanya melayani satu investor. Bulan lalu, dalam sehari kami melayani tiga investor termasuk Cina," ujar Franky di Jakarta, Senin (29/2).

Franky menambahkan, sebelumnya sudah ada 13 perusahaan supplier komponen perusahaan otomotif Cina yang antre untuk mengajukan izin tiga jam. Perusahaan tersebut merupakan bagian dari lima belas perusahaan komponen dan supplier bagi investor otomotif asal Tiongkok yang saat ini sedang proses konstruksi di Indonesia.

"Sementara, ada dua perusahaan lainnya yang berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Ini menjadi salah satu proyek yang akan dikawal oleh tim marketing officer BKPM," kata Franky.

Kemudahan layanan izin investasi tiga jam diharapkan dapat meningkatkan capaian target investasi pada 2016 yang mencapai Rp 594,8 triliun. Jumlah tersebut naik dari realisasi investasi pada tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 545,4 triliun.

Franky menjelaskan, investasi dari Cina terus tumbuh melampui rata-rata realisasi selama lima tahun terakhir. Dalam kurun 2010-2014, investasi yang dicatatkan dari Cina mencapai 495 juta dolar AS.

Peningkatan realisasi investasi ini merupakan salah satu indikator terjadi penetrasi investasi yang dilakukan investor negeri tirai bambu ini. Menurut Franky, investor Cina dikenal agresif dalam memperoleh informasi mengenai peluang-peluang investasi di Indonesia.

Dari laporan yang disampaikan Marketing Officer BKPM tercatat, Cina termasuk negara prioritas dengan interaksi investor yang cukup tinggi. "Dari sisi komitmen investasi selama 2010-2014 mencapai 11 miliar dolar AS, sedangkan untuk 2015 saja mencapai 22 miliar dolar AS," ujar Franky.

Franky menjelaskan, pemerintah Indonesia akan terus berupaya meningkatkan masuknya investasi yang berkualitas dari negara-negara prioritas investasi seperti Cina. Dari segi komitmen investasi, Cina termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia.

Sepanjang 2015, pengajuan izin prinsip dari Cina yang masuk ke BKPM mencapai Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura yakni Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun.

Cina merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement