REPUBLIKA.CO.ID, BEITUT -- Pemerintah Suriah menuding menteri luar negeri Arab Saudi berupaya menggagalkan kesepakatan penghentian permusuhan dengan mengatakan akan ada rencana lain jika gencatan senjata itu gagal.
Pada Ahad kemarin, Menlu Adel bin Ahmed Al-Jubeir mengatakan pemerintah Suriah serta sekutunya, Rusia, telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Ia juga mengatakan akan ada pilihan lainnya jika Damaskus dan sekutu-sekutunya terlihat jelas tidak serius menyikapi kesepakatan tersebut. Al-Jubeir tidak memberikan keterangan rinci soal rencana yang dimaksud.
"Apa yang dikatakan al-Jubeir...soal rencana kedua menyangkut perkembangan saat ini di Suriah semata-mata adalah khayalan rezim Saudi," kata kementerian luar negeri Suriah melalui pernyataan yang dikutip media massa.
"Pernyataan-pernyataan Jubeir merupakan... upaya untuk menggagalkan upaya menghentikan peperangan," kata pernyataan itu.
Arab Saudi mendukung gerakan gerilyawan, yang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad, serta badan oposisi utama Suriah. Gencatan senjata rentan hasil rancangan Amerika Serikat dan Rusia itu telah secara dramatis menurunkan kekerasan di Suriah kendati para gerilyawan menuduh pemerintah melakukan sejumlah pelanggaran, termasuk dengan melancarkan serangan udara.
Seorang sumber di kalangan militer Suriah mengatakan tentara tidak melanggar kesepakatan gencatan senjata.