REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Kereta api uap atau sepur klutuk Jaladara yang biasa melayani wisatawan rute Stasiun Purwosari-Stasiun Kota Solo untuk sementara ini tidak beroperasi karena sedang menjalani perawatan. Perawatan kereta api uap kuno ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua bulan. Karena itu, sembilan rombongan yang telah memesan tiket untuk bernostalgia naik kereta kuno itu terpaksa dibatalkan.
"Kereta api yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun sekarang ini sedang diperbaiki. Ya mudah-mudahan bisa cepat selesai dan bisa beroperasi kembali untuk menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke Solo," kata pejabat Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops VI/Yogyakarta Eko Budiyanto kepada wartawan di Solo, Selasa (1/3).
Ia menjelaskan terjadi kerusakan pada bagian ketel pemanas. Kerusakan ini bila tidak segera diperbaiki dikhawatirkan akan merembet pada bagian mesin lain mengingat sepur tua. Perbaikan sepur sekaligus sebagai upaya PT KAI memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jasa kereta api.
Eko mengatakan sepur kluthuk Jaladara melayani 86 trip atau perjalanan dalam setahun. Keberadaan sepur kluthuk Jaladara selama ini menjadi ikon tersendiri bagi Kota Solo. Kereta uap ini mampu menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara berkunjung ke Kota Solo.
Ia mengatakan sepur ini melayani perjalanan dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Kota Sangkrah dengan melintasi Jl Slamet Riyadi dan singgah beberapa saat di Kampung Kauman, Loji Gandrung, Gladak.
"Keberadaan sepur kluthuk perlu ditambah lagi sebagai kereta cadangan. Karena jika sewaktu-waktu Jaladadara ngadat, ada loko cadangan yang menggantikannya," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Surakarta Yosca Herman Soedrajat mengungkapkan karena tidak beroperasinya Jaladara mengakibatkan pesanan perjalanan wisata sembilan rombongan dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya terpaksa dibatalkan.
Ia mengatakan padahal perjalanan sepur kluthuk Jaladara membawa dampak positif yang cukup besar bagi Kota Solo.
"Kami sudah menyerahkan perbaikan lokomotif Jaladara ke PT KAI. Semoga saja bisa secepatnya beroperasi lagi," katanya.
Herman mengatakan pihaknya kini juga tengah menunggu pengiriman lokomotif sepur kluthuk dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sebagai kereta cadangan Jaladara. Sama seperti lokomotif Jaladara yang berbahan bakar kayu jati, lokomotif TMII nanti juga akan digunakan untuk keperluan pariwisata.
Pemindahan lokomotif uap kuno TMII masih dalam proses lelang. Pemindahan lokomotif ini setidaknya menelan anggaran Rp 1 miliar. "Pemindahan lokomotif uap kuno bukanlah perkara mudah. Prosesnya rumit harus menggunakan trailer," kata Herman.